Dalam gigil kerinduan
Bulirbulir air tergelincir
dari kaca jendela
membawa serta debu yang lekat
Hujan tak jua reda
mencipta kabut menghalangi pandangan
menatap ke luar jendela
Di luar terdengar gemertak
dahan pohon yang patah
terkena tumpahan air dari ceruk langit
Aroma tanah basah
genangan air memenuhi kubangan
membentuk pusaran air
Membawa hanyut daun kering
hingga kemudian menjauh
dan tersangkut di bebatuan
Di temani secangkir kopi hangat
menyaksi hujan berlamalama
relung hati basah kuyup
Menggigil oleh kerinduan
sebab terbentang jarak berkilo meter
belum jua terlampaui
Menahan asa yang tak pernah lusuh
meski harihari berpeluh
seraya mengeja namamu di benakku
Menghitung hari dalam penantian
waktu serasa lama beringsut
akankah dapat bersua
Melabuhkan kepingan rindu
yang menggurat kalbu
aku memelukmu dalam do'aku
***
Hera Veronica
Jakarta | 7 Juli 2020 | 22:49
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H