Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Geliat Kehidupan Tambang

29 Juni 2020   12:53 Diperbarui: 29 Juni 2020   17:05 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Geliat kehidupan Tambang

Jalanan rusak parah
Aspal dan Beton retak terbelah
permukaan jalan kian tak karuan

Langit seperti diselimuti kabut asap
tebal dan pengap
menganggu jarak pandang

Debu-debu berterbangan
Tak jarang butiran pasir
hinggap dan membuat perih mata

Medan yang sulit di tempuh
tak ubahnya jalur offroad
terdapat retakkan, patahan,legokkn

Lantaran badan jalan kerapkali
dilalui hilir mudik truck-truck
berukuran besar dan berbadan lebar

Serasa berada di hutan pedalaman
yang belum terjamah pembangunan
dan terkesan terbelakang

Melintasi jalan yang sama
bersisian dengan truck pengangkut
pasir dan bebatuan

Perasaan sedikit was-was
takut jikalau bebatuan
jatuh menimpa tubuh dan kepala

Di sisi kanan kiri atau di muka
rumah penduduk berpelatran besar teronggok
gundukn pasir serta tumpukn bebatuan

Di sana pula mudah dijumpai
para pekerja bertubuh kekar
dengan lengan berotot

Tengah menaikn pasir dan bebatuan
ke badan truck guna di jual
ke Toko Bahan Material yang tersebar

Terdapat pula rumah-rumah bilik
tempat menjajakn penganan ringan
guna rehat barang sejenak

Demi mengisi perut yang lapar
seraya menyeruput kopi
guna menghilangkan rasa kantuk

Dan tak lupa bakar rokok
menambah sempurnanya
sebuah perjuangan Lelaki tambang

Sekelumit perjungan kehidupan
tambang beserta suka dukanya
berpacu dengan medan yang sulit

***
Hera Veronica
Jakarta | 29 Juni 2020 | 12:42

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun