Menikmati serambi pagi
dalam cangkir kopi
yang masih di penuhi kepulan asap
Di bale-bale bambu
duduk bersila
layaknya seorang pertapa
Seraya menikmati orkestra pagi
dengan sebatang rokok
di sela jari
Burung-burung riuh
mencercah angkasa raya
dengan nyanyiannya
Kidung khas pagi
yang senantiasa di nanti
merdu menyapa telinga
Tak jauh dari tempat dudukku
ayam jago tengah mencari makan
dengan mengetukkan paruhnya
Menghujam tanah
mengais-ngais sesuatu
barangkali menemukan cacing tanah
Dan butiran embun
mendarat manis
pada kelopak-kelopak bunga
Ditingkahi kabut tipis
nan sejuk lagi segar
mengundang asa basuh wajah
Sementara sinar Mentari genit
menyentuh kulit
dengan bias cahayanya
Dan lalu lalang orang
menjejakkan alas kakinya
di jalanan yang masih tanah
Mencetak harapan
akan kehidupan normal
dan enyahlah pandemi
Ah pagi terlalu indah
untuk di lewatkan begitu saja
banyak hal-hal manis
Dapat di nikmati
dalam setiap tegukkan kopi
dan tarikan nafas
Seiring kepulan asap
dari ujung batang sigar
yang terbakar dan menjadi bara
***
Hera Veronica
Jakarta | 13 Juni 2020 | 07:25
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI