Boleh jadi realita menamparmu
dan memukulmu telak
membuatmu mundur setapak
dan membuatmu limbung
sukar untuk bergerak
Dan boleh jadi kau merasa
langit di atas kepalamu runtuh seketika
dan kau merasa gamang
seperti orang yang kehilangan pegangan
seperti bahtera yg terombang ambing ombak
Boleh jadi kau merasa tengah berada
di titik nadir hidupmu
membuatmu kehilangan tempat berpijak
dan boleh jadi kali ini kau merasa
takdir sungguh tak berpihak padamu
Hei... satu hal yang harus kau tau
kau mengenalku bukan hanya
dalam waktu yang singkat
dan itu tak tak bisa di hitung
dengan jari-jemarimu
Camkan baik-baik
kalaupun kau terjatuh
aku akan menggapaimu
meraih lenganmu hingga kau
dapat berdiri tegak
Aku akan memapahmu
memompa semangatmu
menyuntikkan ambisimu
menggedor hasratmu
dan kobarkan naluri juangmu
Usah sedikitpun kau ragu
kau pikir aku akan melangkah pergi darimu
menjauh saat kau terjatuh
menyingkir dari kehidupanmu
maaf itu bukan aku!
Kau dan Aku...
adalah petarung tangguh
selama ini kehidupan mengajari kita
bukan hanya untuk bertahan hidup
akan tetapi keluar sebagai Sang Pemenang
Selama ini kita selalu berpacu dengan waktu
berlomba-lomba meraih Bintang Harapan
wujudkan mimpi-mimpi tanpa kenal lelah
lelah yang kelak terbayar satu hari nanti
begitu kita senantiasa menghibur diri
Bangkitlah Satriaku...
lihat Bintang yang bersinar terang
di langit malam
lihat Matahari yang setiap saat
menghangati Bumi
Lihat aku yng selalu menguntai do'a untukmu
di setiap derap langkah gagahmu
di setiap kepalan tinjumu
pecahkan kerasnya karang kehidupan
dengan keperkasaanmu serta keberanianmu
Jangan lemah seperti seorang pesakitan
yang tunduk pasrah dengan keadaan
dan meyerah kalah pada nasib
ambisi mengalir kental
di nadimu dan nadiku
***
Hera Veronica
Jakarta | 10 Juni 2020 | 11:30
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H