Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Serigala Lapar

5 Mei 2020   15:57 Diperbarui: 5 Mei 2020   16:08 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source | liputan6.com

Jantung Kota nan megah
tak mampu sembunyikan
wajah-wajah menghiba
menahan "LAPAR"
dengan tubuh gemetar

Kemurahan hati sudah tak ada lagi
empati telah mati di kubur
terbenam didalam perut Bumi
orang-orang hanya mementingkan
perutnya sendiri

Kaum Cendekia
hanya diam tak bergeming
tak pula bersuara lantang
hanya disibukan dengan urusnnya sendiri
tanpa mau ambil perduli

Jerit Lapar riuh menggema
menyapa setiap sudut kota
membisikan pada setiap
yang lalu lalang bahwasannya
perut belum terisi sedari pagi

Jakarta adalah Rimba
yang menjadikan Serigala beringas
sebab nasib terlanjur bersemayam
di tong-tong sampah
tempat orang meludah

Kemiskinan tak ubahnya gagak hitam
terbang di langit malam
sampaikan warta dari
sang penguasa kegelapan
perihal bara dendam

Disudut lorong nan sempit
ada sepasang mata buas mengintai
seraya menggenggam sebilah belati tajam
hendak menerkam
siapapun yang melintas dihadapannya

Atas nama LAPAR!

***
Hera Veronica
Jakarta | 5 Mei 2020 | 15:45

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun