Baginya hidup itu...
"Cuma Mampir"
seperti jajaran kendaraan
yang setiap harinya terparkir
Hilir mudik silih ganti
datang dan pergi
dangan tujuan yang sama
lantas berlalu begitu saja
Hanya dalam hitungan menit
kemudian kembali lagi
dengan menyisipkan
lembaran rupiah
Yang lalu dikumpulkannya
guna di setor ke Bos besar
selalu seperti itu hari ke hari
mengulang cerita yang sama
Karena hidup
tak harus berpangku tangan
karena hidup
tak makan gengsi
Tak terhitung
berapa banyaknya
kendaraan yang telah
terparkir di pelataran
Seperti halnya tak terhitung
nikmat dari Allah
yang tak selalu berupa
"Materi"
Melainkan nikmat Sehat
yang selalu di syukurinya
dengan begitu
Ia dapat mengais rezeki
Untuk anak isteri
guna memutar roda ekonomi
yang di bahunyalah
semua bertumpu
Di antara derit peluit
di antara erangan knalpot
di antara debu-debu
yang beterbangan lekat di wajah
Ia tetap sumringah
karena sejatinya hidup
ya... cuma mampir
terima dan jalani
Tanpa banyak mengeluh
karena keluhan
hanya akan melemahkan
seluruh sendi kehidupan
Written By Hera Veronica
Jakarta, April 17,2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H