Mohon tunggu...
Hepy Hendarto
Hepy Hendarto Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Pemerhati subkultur dan kultur sepakbola. Kontak saya jika memerlukan kerjasama, dan penulisan blog atau artikel. Email: hepy.hendarto@gmail.com , telephone/whatsapp: 081228575978

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Derby Manchester: Satu Gol untuk Menghormati Tuan Rumah, Dua Gol untuk sang Raja

18 Desember 2024   09:23 Diperbarui: 18 Desember 2024   09:58 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langit Etihad pada 15 Desember 2024 menyaksikan sejarah. Ribuan pasang mata berkumpul, terbungkus dalam atmosfer yang menggema dari sorak-sorai pendukung. Di balik garis putih lapangan, dua arsitek sepak bola bertemu: Ruben Amorim, pria muda dengan visi tajam yang mulai menancapkan namanya di Liga Premier, dan Pep Guardiola, sang maestro, penjaga tradisi sepak bola indah.

Di satu sisi, ada Manchester United, tim yang tengah mencari identitas baru setelah bertahun-tahun tertatih-tatih sejak kepergian Sir Alex Ferguson. Di sisi lain, Manchester City, penguasa modern yang tak pernah kehilangan kepercayaan pada dominasi mereka. Namun, seperti yang selalu terjadi dalam derby ini, prediksi hanya bagian kecil dari cerita. Pertarungan bukan hanya soal siapa yang lebih hebat, tetapi siapa yang lebih siap menanggung beban kehormatan kota.

Filosofi dan Taktik yang Dipertaruhkan

Pep Guardiola menjamu ahli strategi lawan ke laga ini dengan rencana matang. Taktik 4-3-3 yang sering ia gunakan dimodifikasi dengan menggeser Joko Gvardiol ke peran double pivot bersama Ilkay Gndogan. Perubahan ini dimaksudkan untuk menambah kedalaman di lini tengah, sebuah area yang sering menjadi medan pertempuran utama dalam derby. Dengan Kevin De Bruyne berperan sebagai playmaker klasik, City berharap memecah pertahanan United yang sering kali rapuh musim ini

Sementara itu, Arsitek Portugal Ruben Amorim memiliki pendekatan yang berbeda. Dikenal karena fleksibilitasnya, Amorim tidak takut membuat keputusan berani. Dengan formasi 3-3-4-2-1 / 3-5-2 yang rapat, ia menekankan pada transisi cepat. Ketidakhadiran Marcus Rashford dan Alejandro Garnacho menjadi sorotan banyak pihak sebelum pertandingan dimulai, namun Amorim tampaknya memiliki rencana tersendiri. Amad Diallo diberikan kepercayaan penuh di sektor sayap, dan itu terbukti menjadi keputusan jenius.

Jalannya Pertandingan: Dua Babak, Dua Cerita

Babak Pertama: Dominasi yang Menipu

Gol Pertama Manchester City, Sumber: Instagram.com/premierleague
Gol Pertama Manchester City, Sumber: Instagram.com/premierleague

Sejak peluit pertama dibunyikan, City langsung menunjukkan niat mereka. Permainan cepat dengan penguasaan bola tinggi membuat United tertekan. Di menit ke-36, City akhirnya memecah kebuntuan. Sebuah sepak pojok yang diambil De Bruyne melayang tepat ke kepala Joko Gvardiol, yang tanpa pengawalan berarti menyundul bola ke gawang Andr Onana. Gol ini menyoroti kelemahan United dalam mengantisipasi bola mati---isu yang berulang sepanjang musim.

United terlihat kehilangan arah. Bruno Fernandes, kapten tim, berusaha memimpin serangan, tetapi isolasi lini depan membuat upaya mereka sering gagal. City terus mengontrol tempo, dan babak pertama diakhiri dengan keunggulan tuan rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun