Lebih megah daripada El Clasico, lebih panas daripada Old Firm Derby, lebih ganas daripada Eternal Derby. Ini adalah Superclasico, Derby termahsyur yang mempertemukan antara River Plate vs Boca Juniors, menyajikan orkestra yang paling dinantikan di Argentina maupun dunia.Â
"Kami sudah pernah berada di Manchester, Turki, Milan, tapi yang satu ini, seperti apa yang mereka katakan di sini, adalah sebuah pertanyaan tentang 'vida o muerte' (hidup atau mati)," kata Cantona, dilansir dari The Guardian.Â
Bukan hanya diksi belaka yang diucapkan legenda hidup Manchester United yang memiliki perawakan yang tak kenal takut tersebut, memang begitu adanya. Intensitas pertandingan yang tinggi, saling lempar hinaan, cacian, kebencian yang sudah turun temurun lebih dari satu abad lamanya.Â
Sejarah Pertemuan Bocah Juniors vs River Plate
Latar belakang sosial dan ideologi politik menjadi bahan bakar dari sebuah perseteruan terpanas di Amerika Latin bahkan seluruh Dunia. Kedua tim lahir di tempat yang sama, Distrik La Boca, Buenos Aires, Argentina.Â
River Plate lahir duluan sebagai saudara tua dari Boca Junors yang mana lahir empat tahun setelahnya. Distrik La Boca dikenal sebagai kota para buruh, dan imigran.Â
Sering dikatakan bahwa La Boca adalah tempat para kaum menengah kebawah. Pada tahun 1923 River Plate pindah ke sisi utara Buenos Aires yang mana didominasi oleh orang-orang elit atas, dan para kaum burjouis.Â
Kepindahan ini awal dan kesenjangan ekonomi dimana kaum buruh dan orang kaya memantik sumbu panas kedua belah klub, dimana saling ejek dari River Plate 'Los Puercos' yaitu si babi kepada Boca Junior karena Distrik Boca merupakan perkampungan kumuh.Â
Membalas makian dari mantan se-Distrik, para pendukung Boca juga menyebut pendukung River Plate sebagai 'Gallinas' ' atau si ayam yang berarti sebagai pengecut penggambaran orang kaya di masa itu.
Derby Day