Sungguh ku rindu senyummu
Di sepanjang jalan ini menunggu
Waktu terus berjalan
Hari demi hari
Hembusan sarayu menerpa wajah
Air mata langit membasahi tubuh
Gelisah hati menanti
Nampaknya kau temukan rembulan baru
Hingga kau lupa mawar layu ini
Hatiku tak pernah serapuh ini
Seperti debu yang tertiup angin
Sapu tangan biru menjadi saksi
Kau pernah mengusap air mataku
Membuatku tersenyum saat terluka
Kau buat diriku jatuh hati
Membuatku terbangun saat terpuruk
Kutelusuri setiap sudut kota ini
Berharap rindu ini terobati
Menikmati berjuta kenangan bersamamu
Semakin ku melangkah semakin ku merindu
Tak sedikitpun tanpa bayanganmu
Terlalu pahit untuk dilupakan
Terlalu sakit pula untuk dikenang
Kutulis dalam secarik kertas
Tentang rindu yang tak terobati
Kata demi kata terangkai indah
Jika diri tak mampu bertemu
Maka puisi ini menjadi penawar rindu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H