Mohon tunggu...
Heny oktavia
Heny oktavia Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Bagus atau tidaknya tulisanmu, teruslah untuk berkarya. Karena seburuk-buruknya karyamu, lebih buruk daripada tidak berbuat apa-apa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sudut Kota

28 Mei 2020   19:04 Diperbarui: 28 Mei 2020   19:03 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sungguh ku rindu senyummu
Di sepanjang jalan ini menunggu
Waktu terus berjalan
Hari demi hari
Hembusan sarayu menerpa wajah
Air mata langit membasahi tubuh
Gelisah hati menanti
Nampaknya kau temukan rembulan baru
Hingga kau lupa mawar layu ini
Hatiku tak pernah serapuh ini

Seperti debu yang tertiup angin
Sapu tangan biru menjadi saksi
Kau pernah mengusap air mataku
Membuatku tersenyum saat terluka
Kau buat diriku jatuh hati
Membuatku terbangun saat terpuruk

Kutelusuri setiap sudut kota ini
Berharap rindu ini terobati
Menikmati berjuta kenangan bersamamu
Semakin ku melangkah semakin ku merindu
Tak sedikitpun tanpa bayanganmu
Terlalu pahit untuk dilupakan
Terlalu sakit pula untuk dikenang

Kutulis dalam secarik kertas
Tentang rindu yang tak terobati
Kata demi kata terangkai indah
Jika diri tak mampu bertemu
Maka puisi ini menjadi penawar rindu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun