NAMA Â Â Â Â Â Â : KADEK HENY MASTRINING PUTRI
NIM Â Â Â Â Â Â Â Â : 2317051177
PRODI Â Â Â Â Â Â : S1 AKUNTANSI
Â
Tri Hita Karana merupakan ajaran Agama Hindu yang mengajarkan tentang keharmonisan dalam kehidupan manusia. Tri Hita Karana berasal dari kata "Tri" yang berarti tiga, "Hita" yang berarti kebahagiaan dan "Karana" yang berarti penyebab. Jadi Tri Hita Karana merupakan tiga penyebab kebahagiaan. Dalam ajaran Hindu, Tri Hita Karana dimaknai sebagai konsep yang mengajarkan manusia untuk hidup saling berdampingan. Tujuannya adalah untuk menciptakan keselarasan dalam hidup, tidak hanya terhadap sesama manusia, tetapi juga terhadap Tuhan dan lingkungan. Ketiga hubungan harmonis itu diyakini membawa kebahagiaan, kerukunan, dan keharmonisan dalam kehidupan. Ketiga hubungan tersebut diantaranya: Parahyangan, hubungan manusia dengan Tuhan. Pawongan, hubungan manusia dengan manusia. Dan Palemahan, hubungan manusia dengan lingkungan.
Pulau bali dikenal sebagai pulau dewata, karena bali kental akan budaya hindu. Dalam budaya bali, nilai-nilai tri hita karana sangat berhubungan dalam penerapanya.
- Nilai-nilai Tri Hita Karana dalam suku dan adat istiadat bali :
Salah tau tempat di Indonesia dengan perayaan nyepi adalah bali. Hari raya nyepi merupakan hari raya bagi umat hindu yang dirayakan setiap tahun saka baru. Dimana nyepi berasal dari kata sepi yang berarti senyap atau sunyi, tujuan hari raya nyepi adalah untuk mencari keharmonisan dan kedamaian dalam setiap diri manusia.
Contoh implementasi nilai-nilai tri hita karana dalam hari raya nyepi, diantaranya:
1). Parahyangan (hubungan manusia dengan Tuhan)
      Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung/macrocosmos (alam semesta). Tiga atau dua hari sebelum hari raya Nyepi, umat Hindu melakukan penyucian dengan melakukan upacara Melasti atau disebut juga Mekiyis. Pada hari tersebut, segala sarana persembahyangan yang ada di Pura diarak ke pantai atau danau, karena laut atau danau adalah sumber air suci (tirta amerta) dan bisa menyucikan segala leteh (kotor) di dalam diri manusia dan alam.
2). Pawongan (hubungan manusia dengan sesamanya)
      H-1 sebelum hari raya nyepi, masyarakat bali melaksanakan pawai ogoh-ogoh di sore atau malam hari. Dalam hal ini, menciptakan kebersamaan saat kegiatan pengarakan ogoh-ogoh diperlukan kebersamaan antara komponen yang ada di desa adat maupun banjar adat.  hal tersebut menyebabkan interaksi antar manusia sesama manusia di mana kita bekerja sama dan bersatu untuk mengarak ogoh-ogoh keliling desa serta menciptakan kebersamaan dan persatuan diantara sekaa teruna truni itu sendiri. Mulai dari membuatnya, kemudian berlatih membuat atraksi kemudian juga bersama sama mengaraknya.
3). Palemahan (hubungan manusia dengan lingkungan)
      Sebelum hari raya nyepi juga dilakukan upacra mecaru. Dimna mecaru merupakan upacara yang dilaksanakan untuk menjaga keharmonisan antara manusia dengan alam oleh umat Hindu. Upacara mecaru juga disebut dengan Bhuta Yadnya. Bhuta Yadnya pada hakikatnya merawat lima unsur alam, yakni tanah, air, udara, api, dan ether. Upacara mecaru bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai luhur dan spiritual kepada manusia agar selalu menjaga dan merawat alam dan lingkungan sekitarnya.
- Nilai-nilai Tri Hita Karana dalam keluarga
Dalam hubungan keluarga, nilai-nilai tri hita karana menjadi pedoman untuk keita menciptakan keharmonisan dan kedamaian agar tercipta hidup yang sejahtera.
Contoh implementasi dalam keluarga, diantaranya:
1). Parahyangan
      Dengan selalu melaksanakan Puja Tri Sandya dan persembahyangan, berdoa sebelum melakukan kegiatan, dan melaksanakan yadnya sesa setelah memasak.
2). Pawongan
      Dalam menjaga hubungan yang baik dan menjaga keharmonisan di dalam keluarga dengan cara patuh dan hormat kepada oramg tua, saling membantu seperti anak yang sedang membantu ibu memasak.
3). Palemahan
      Menjaga kebersihan halaman rumah agar tetap bersih, berkebun dan merawat tanaman agar tumbuh dan dapat memberikan hasil bagi kita.
- Nilai-nilai Tri Hita Karana dalam agama Hindu
Sebagai umat hindu, tidak lepas dari upacara-upacara keagamaan yang berkaitan dengan Tri Hita Karana, yang disebut dengan panca yadnya.
Contoh implementasinya yaitu;
1). Parahyangan
      Melaksanankan dewa yadnya, yang merupakan persembahan yang ditunjukan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Contoh penerapannya yaitu, dengan melakukan persembahyangan satu Puja Tri Sandya setiap hari, melaksanankan persembahyangan pada hari purnama dan tilem , dan melaksanakan persembahyangan pada hari-hari suci keagamaan.
2). Pawongan
      Dapat dilakukan dengan upacara manusia yadnya seperti upacara potong gigi kepada seoarang anak yang telah menginjak masa remaja, cobtoh penerapan sehari-hari dengan saling tolong menolong antar sesama. Pitra yadnya dengan melaksanakan upacara ngaben, contoh penerapan sehari-hari dengan hormat kepada kedua orang tua.  Dan upacara rsi yadnya seperti upacara mewinten yaitu uapacara pengukuhan seseorang menjadi pemangku, contoh sehari-hari dengan selalu menghormati guru dan rajin belajar.
3). Palemahan
      Dapat dilakukan dengan bhuta yadnya seperti upacara mecaru untuk menjaga keharmonisan manusia dengan alam. Contoh penerapan sehari-hari yaitu dengan selalu merawat tumbuhan dengan baik, menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan menyayangi makhluk lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H