Menurut artikel Forbes.com yang baru-baru ini saya baca, 90% startup akan gagal. Inefisiensi adalah salah satu faktor utamanya.
Bagi Anda yang masih awam dengan istilah startup, secara sederhana perusahaan startup bisa diartikan sebagai bisnis yang baru dimulai yang umumnya memiliki produk atau layanan berbasis teknologi digital (seperti website, e-commerce, software, dan mobile apps). Gojek dan Tokopedia adalah 2 contoh perusahaan startup yang terbilang sukses di Indonesia.
Lalu, bagaimana cara agar perusahaan startup Anda efisien?
Bergelut di dunia digital marketing memungkinkan saya memiliki beberapa kenalan yang memulai bisnis startup. Berikut adalah hasil sharing dari mereka:
1. Cari Partner yang Mengisi Kekosongan Skill Anda
Skill marketing dan programming merupakan dua hard-skill yang paling dibutuhkan untuk awal-awal merintis startup Anda. Kalau Anda lemah di programming, carilah partner yang menguasai coding. Jika Anda lemah di marketing, carilah partner yang ahli dalam marketing.
Dengan demikian, Anda tidak perlu menghabiskan banyak uang menggaji programmer untuk melakukan coding atau membayar digital marketing agency untuk melakukan marketing campaign Anda.
Important: jangan menjadikan seseorang partner hanya karena dia teman dekat atau keluarga Anda kalau tidak bisa saling melengkapi kekurangan skill Anda.
2. Manfaatkan Freelancer
Gaji karyawan merupakan salah satu kontributor cost terbesar dalam bisnis apapun, tidak hanya startup.
Namun, ada kalanya bisnis startup Anda sudah cukup berkembang dimana diperlukan orang-orang baru dalam tim Anda: graphic designer, copywriter, dan tambahan programmer.
Anda sudah tidak sanggup handle semua pekerjaan tersebut secara solo, tetapi di sisi lain masih terlalu riskan untuk menambah karyawan baru karena cashflow belum stabil.
Di sinilah Anda bisa mempertimbangkan jasa para pekerja lepas, alias freelancer.