Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apakah yang Kita Sebut Takdir?

3 Januari 2022   07:08 Diperbarui: 3 Januari 2022   07:10 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah dibajak kemudian ditanamlah padi kemudian dipupuk sehingga padi tumbuh subur. Semua proses agar hasil yang terkait dengan hasil baik  sudah dilaksanakan. Tinggal menunggu hasil panen. Namun sebaik apa pun yang dilakukan oleh seorang petani, namun faktor hujan atau cuaca di luar kendalinya. Faktor cuaca ini di luar kendali kita. Seperti inilah faktor takdir.

Akumulasi hasil Perbuatan

Tidak seorang pun bisa ingat apa yang sudah dilakukan seminggu yang lalu. Bahkan Jenis makanan apa yang telah dimakan minggu yang lalu tidak bisa kita ingat. Kita pakai baju warna apa pada seminggu yang lalu tidak akan kita ingat. Apalagi perbuatan kita pada kehidupan sebelumnya.

Hukum Sebab-Akibat tidak akan hilang. Mulai dari pikiran sudah memberikan pengaruh terhadap kita. Pikiran yang dipenuhi rasa cemas akan mempengaruhi kesehatan. Ini baru pikiran, ucapan serta perbuatan akan berdampak terhadap diri kita.

Saat kita sekarang menginginkan sesuatu: pikiran kita sudah mulai merancang dengan baik. Kita eksekusi dengan perbuatan yang baik, segala hal yang bisa kita perbuat agar  tujuan terlaksana telah kita penuhi. Namun sayang hasil akhir tidak sesuai dengan harapan. Kita menyatakan segala sesuatu sudah kita lakukan sebaik-baiknya, sisanya Tuhan yang menentukan. Sesungguhnya bukanlah Tuhan yang menentukan, tetapi dampak perbuatan kita masa lalu akan menentukan hasil akhir dari keinginan kita.

Bagaikan si petani tadi. Secara kebetulan faktor cuaca cocok untuk menunjang hasil panaman padi, maka pastilah hasil juga bagus.

Demikian pula dengan takdir kita; ternyata dahulu kita berbuat baik sehingga keinginan kita sekarang terpenuhi.

Berdasarkan hukum alam ini, marilah kita berupaya menciptakan sebab baik, agar takdir atau nasib yang akan datang juga baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun