Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kematian Membuka Pintu Durga

21 Desember 2021   06:55 Diperbarui: 21 Desember 2021   07:04 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pintu Surga

Jangan berharap pintu surga sebelum kematian terjadi saat di dunia. Surga bukanlah suatu tempat. Bila surga suatu tempat, maka di manakah Tuhan berada? Benarkah Tuhan di surga? Lantas mungkinkah Tuhan suatu sosok yang begitu terbatas bagaikan manusia? Bingung?

Pintu Surga tidak akan terbuka bila keinginan tidak dilenyapkan saat kehidupan ini. Keinginan sebagai pintu atau penghalang atau hijab yang memisahkan. Lenyapnya keinginan juga melenyapkan penderitaan. Karena penderitaan terjadi ketika keinginan tidak terpenuhi. So, kebebasan atau moksha bukan setelah kematian. Adalah Suatu kepastian bahwa setiap orang dapat masuk surga. Tidak diragukan lagi...

Alam Khayal

Selama ini kita anggap bahwa kita hidup di alam nyata. Mungkin yang kita anggap nyata adalah ketika bisa disentuh dengan peraba kita. Tetapi kadang kita lupa bahwa perabaan ini juga naik turun. Sesuatu yang kita anggap halus atau lembut saat ini, bisa di masa akan datang berubah anggapan jadi kasar. Hal ini terjadi ketika di lain waktu kita meraba permutan yang lebih halus/lembut.

Dengan kata lain, perasaan yang kita terima melalui kulit dipengaruhi oleh pikiran. Dan pikiran yang seperti ini tercipta oleh pengaruh lingkungan. Tanpa sadar sesungguhnya setiap orang hidup di alam pikiran masing-masing. Inilah dunia kita sendiri yang unik. Jika kita mau mengamati, sesungguhnya kita hidup di alam paralel. Dan ini merupakan peluang sebagai alat pengubahnya.

Keterpisahan yang selama ini kita anggap nyata pun dengan berkembangnya dunia internet yang bisa menghubungkan kita dengan siapa saja 'in real time' sudah menjadi khayalan.

Tidak butuh bantuan

Untuk membuka pintu surga tidak dibutuhkan bantuan orang lain. Pengendalian keinginan merupakan kunci utama. Dalam buku 5 Steps to Awareness by Anand Krishna dituliskan:

                           'Kematian "mu", sobat, itulah syarat mutlak. "Mati"-lah terlebih dahulu, sehingga pintu surga terbuka bagimu.

Itulah satu-satunya jaminan, bila surga yang kau inginkan. Selama "kau" masih hidup, pintu surga tetap rapat tertutup.

Pengabdian terhadap sesama mahluk hidup cara untuk menciptakan kedamaian di bumi merupakan jalan untuk mewujudkan surga di bumi. Hanya dengan upaya sendiri kita bisa masuk ke surga. Karena itu juga hanya di alam perasaan. Bila kita anggap nyata, artinya surga yang kita ciptakan atas dasar kenyamanan fisik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun