Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Budi Pekerti tidak sama dengan moral

6 Desember 2021   10:26 Diperbarui: 6 Desember 2021   10:30 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Menurut definisi ini:

Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya.

Kalimat ini yang membuat saya bingung sehingga menyimpulkan bahwa moral tidaklah sama dengan Buddhi Pekerti. Mari kita simak:

Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya.

'Diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya' berarti berlandaskan pada nilai kebiasaan setempat. Sehingga, bila kebiasaan setempat mencuri, karena ada suatu daerah yang satu kampung memiliki pekerjaan mencuri atau maling, maka orang mencuri adalah bisa diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya.

Padahal, dimana saja pekerjaan mencuri atau merugikan orang lain adalah perbuatan buruk. Demikian pula bila masih ada suatu daerah atau wilayah yang dihuni oleh pemduduk yang menganggap bahwa perbudakan manusia adalah masih ditolerir karena aturan dari kitab atau buku yang dituliskan oleh leluhurnya begitu, maka memperlakukan orang sebagai budak dianggap wajar. Karena diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakanya. Ini kurang tepat, karena perlakuan ini jelas merugikan pihak yang dianggap budak.

Suatu daerah yang mengamini bahwa beristri lebih dari satu adalah sebagai tradisi yang diterima serta menyenangkan lingkungan, maka ini menjadi nilai moral di daerah tersebut. Hal lain juga bisa terjadi. Satu kampung adalah penjudi, maka melakukan perjudian diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya. Dianggap menyenangkan lingkungan karena mayoritas melakukan perbuatan sejenis sehingga dianggap wajar.

Nilai moral bisa berubah sesuai dengan zaman atau keadaan. Sedangkan nilai berlandaskan 'Budi Pekerti' bernilai universal serta abadi. Karena sesuai dengan sifat alam.

Berbeda dengan budi pekerti. Kata yang pas adalah Buddhi Prakirti. Buddhi disebut juga intelejensia. Bukan intelektual. Intelektual adalah kepintaran sebagai hasil belajar dari buiu atau guru. Intelejensia adalah kecerdasan alam. Mereka yang berintelejensia memiliki kepekaan kemanusiaan tinggi. Mereka hidup selaras dengan sifat alam.

'Budi Pekerti' berarti Buddhi (intelejensia atau kebijaksanaan atau kesadaran prima, kesadaran dasar, kesadaran utama) yang kita peroleh dari Prakirti atau alam.

Budi Pekerti mengandung values atau nilai luhur yang bersifat universal, langgeng, abide, dan tidak pernah kadaluwarsa.

(Self Empowerment by Svami Anand Krishna)

Founding fathers kita memahami, bahkan sangat memahami hal ini, oleh karenanya Bapak Pendidikan kita menganjurkan agar nilai-nilai Budi Pekerti ditanamkan sejak dini. Bahkan seharusnya, setiap pelajaran di sekolah disisipkan nilai budi pekerti sehingga pelajaran tersebut bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Ketidakpahaman bahwa moral tidak lah sama dengan budi pekerti telah meluas dalam masyarakat sehingga mereka menganggap bahwa BUDI PEKERTI bisa digantikan oleh bilai MORAL...

Moral diatur oleh kebiasaan manusia sehingga diterima oleh lingkungan. Sedangkan 'budi pekerti' sesuai dengan hukum alam. Hidup berdampingan serta saling bersinergi serta mengasihi....

Akibatnya bisa kita lihat sekarang. Banyak manusia bahkan tidak menyadari kemanusiaannya sehingga bisa memperlakukan orang berlandaskan nilai moral yang dipahaminya. Ketika nilai moral dianggap bisa diterima dan menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka itu landasan perilaku manusia.

Dengan kata lain, bahwa jika suatu bangsa atau pola pendidikan tidak memahami perbedaan yang amat sangat signifikan antara moral dan budi pekerti, maka kacaulah tatanan masyarakatnya.

Bisa saja suatu bangsa tidak mengenal moral yang diterima pada bangsa lain, tetapi nilai budi pekerti data dipastikan diterima oleh semua bangsa. Nilai budi pekerti bersifat universal dan abadi karena selaras dengan sifat alam.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun