Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kesadaran Kolektif Vs Bahasa

23 November 2021   07:40 Diperbarui: 23 November 2021   07:43 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jagalah pikiran- pikiran mu karena akan menjadi kata. 

Jagalah kata - katamu karena akan menjadi perbuatan. 

Jagalah perbuatan - perbuatanmu karena akan menjadi kebiasaan. 

Jagalah kebiasaan - kebiasaan mu karena akan menjadi sifat. 

Sifat akan menentukan masa depan mu

 ( The Wisdom of Sundaland by Swami Anand Krishna, www.booksindonesia.com)

Dalam bahasa Sansekerta ada istilah akshara. Akshara berarti kata. Kata adalah bungkus dari pikiran. Apa yang dipikirkan diungkapkan dalam bentuk kata. Akshara tidak akan hilang. Kata adalh bentuk energi yang tidak pernah hilang di alam ini. Karena pikiran juga getaran.

Kata yang disertai nuansa hati akan bisa diakses oleh orang yang memiliki nuansa hati yang sama. Suatu misal. Ada seseorang mengungkapkan kata marah dengan nuansa hati atau mood yang penuh emosi, suatu ketika seseorang yang sedang memiliki kondisi yang sama akan mengakses getaran kemarahan itu juga. Kata adalah bungkus dari pikiran. So, pikiran adalah maknanya. Misal, seseorang dengan mengatakan water dalam bahasa Inggris. Orang Jawa menyebutkan banyu. Orang Sunda menyebutkan sebagai cai. Water dan banyu adalah bungkus dari makna air.

Suatu bangsa yang memiliki adat Istiadat baik berarti mereka memiliki bahasa yang baik. Bahasa lahir dari collective consciousness mayoritas orangnya. Adat Istiadat lahir dari kebiasaan. Akar dari kebiasaan adalah pikiran. Ketika kolektif kesadaran masyarakat baik, maka akan lahir bahasa yang baik kemudian menjadikan adat istiadat yang baik juga.

Di wilayah Nusantara banyak sekali dijumpai pepatah yang arif atau bijak. Urip iku urup misalnya dari bahasa Jawa. Hidup itu juga harus memberikan kehidupan bagi orang lain. Jika hidup hanya bagi diri sendiri, orang tersebut belum bisa dikatakan hidup. Harus memberikan manfaat bagi alam sekitarnya dan Manusia sesamanya.

Pela Gandong dari Makasar. Pela bermakna kepentingan masyarakat luas. Gandong berarti kepentingan individu, kelompok atau pun golongan/ kepercayaan. Dengan meletakkan kata Pela di depan bearti harus mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan yang lebih kecil. Bukankah ini berarti bahwa lebih mengutamakan kebersamaan atau kemanusiaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun