Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sains dan Spiritualitas

18 November 2021   07:58 Diperbarui: 18 November 2021   08:10 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sains dan Spiritualitas

Sains dan Spiritualitas dianggap tidak bisa bertemu; bahkan banyak orang menganggap bahwa keduanya bisa diseimbangkan. Suatu pendapat yang betul-betul tidak tepat. Pemahaman ini saya peroleh dari Master yang saya cintai; Bapak Anand Krishna. 

Sains sebagai bukti bahwa yang disebutkan dan dibahas dalam Spiritualitas adalah benar adanya. Banyak para resi era ribuan tahun yang lampau telah membahasnya akan manfaat latihan atau laku Spiritualitas bertujuan untuk mensejahterakan Kehidupan seluruh manusia.

Satu Adanya

Seorang yang melakoni spiritualitas dalam keseharian tidak akan melepaskan masalah duniawi. Untuk menjalani Kehidupan spiritual malah duniawi tidak bisa dilepaskan. Pelepasan duniawi pada tahapan keterikatan. 

Spiritualitas bicara masalah energi sedangkan duniawi bicara tentang materi. Tidak ada pertentangan antara keduanya; yang beda adalah masalah kekasaran. Sebagai bukti bila Suatu pipas angin berputar perlahan, bahkan ketika berhenti sama sekali, kita bisa melihat wujuqdnya. Ketika berputar sangat cepat, kita tidak bisa melihat lagi wujudnya; yang kita rasakan adalah angin atau energi.

Keduanya tidak bisa kita pisahkan. Misalnya, uang adalah bentuk energi. Tanpa adanya uang kita tidak bisa membeli makanan yang bermanfaat agar tubuh kita sehat. Hanya orang sehat bisa berkarya dengan pikiran jernih. Ia tidak lagi hanya memikirkakn makanan. Para bijak menyebutkan: 'Makanan adalah obat'

OM

OM dalam Upanishad dikatakan sebagai Pranava atau suara yang mendasari penciptaan. Suara OM tidak hilang. Ini dibuktikan oleh para saintis. Suara matahari yang telah dikompres bisa terdengar dengan nyata:

                                                                                  

Para resi zaman dahulu mengajarkan cara untuk menyatu dengan alam semesta. Ucapan suara OM akan membawa kita kepada Sang Maha Sumber Agung. Dia tidak ada di luar diri, tetapi eksistensinya bisa kita rasakan hanya dan hanya bila kita melakukan perjalanan ke dalam diri.

Adanya suara OM membuktikan bahwa Sains dan Spiritualitas memang tidak bisa dipisahkan. Suara OM membuat tubuh kita selaras dengan getaran semesta. Pikiran menjadi tenang karena ketika kita melantunkan OM akan membawa ke alam meditasi atau alam kesadaran. Kesadaran akan adanya kesatuan dan perkataan antara sains dan Spiritualitas.

Suara OM yang dilakukan berulangkali akan menyamakan frekuensi yang menghidupi; tak pelak lagi akan membuat tubuh kita semakin sehat. Terjadi keselarasan getaran dalam frekuensi getaran OM membawa hidup kita selaras dengan alam semesta.

Suara OM menghidupi tubuh manusia. Kemauan untuk membuka diri dibutuhkan agar kita bisa melakoni hidup dalam kebahagiaan. Bila kita mau membuka diri dan melakukan segala yang disampaikan oleh para suci yang sudah memahami bahwa tidak ada keterpisahan antar Sang Pencipta dan ciptaan-Nya, kita bisa menggapai kebahagiaan sejati.

                                                                                             Semoga semua makhluk berbahagia

                                                                                                  Semoga semua makhluk sehat

                                                                       Semoga semua makhluk memiliki cara pandang yang tepat

                                                                                  Semoga semua makhkuk tidak ada yang menderita.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun