Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Urip untuk Menghidupi

13 November 2021   08:47 Diperbarui: 13 November 2021   08:50 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Urip

Urip secara harfiah berarti hidup. Yang jadi pertanyaan adalah: Benarkah kita sudah hidup dalam arti yang sesungguhnya?

Dalam pepatah warisan leluhur, terutama di Jawa dikenal: URIP IKU URUP. Pepatah singkat ini mengandung makna sangat dalam:

Hidup yang sesungguhnya bila dan bila kita juga bisa memberikan makna Kehidupan bagi sesama.

Bukan hanya kita menikmati kehidupan sendiri sedangkan makhluk sekitar kita menderita. Bahkan sedapat mungkin kehadiran kita memberikan kesejahteraan kehidupan bagi sesama. Inilah yang dimaksudkan hidup selaras dengan alam.

Perayaan

Bagi yang memaknai tujuan kelahiran, kita bisa mengubah hidup sebagai perkataan. Karena sesungguhnya alam telah memberikan berkah bagi Kehidupan kita.

Merasakan kehidupan berarti juga kita memberi kehidupan bagi sesama makhluk. Ada beberapa contoh nyata di sekitar kita. Pohon atau tumbuhan seka tumbuh mereka berjuang sendiri agar tetap hidup, namun di sisi lain tumbuhan memberikan hidupnya untuk menghidupi makhluk lainnya. Tumbuhan yang bisa memberikan Kehidupan bagi manusia dan hewan. Mereka tumbuh tanpa harapkan bantuan makhluk lain. Mereka memiliki kekuatan daya hidup. Pola hidup seperti ini bisa memberikan tauladan bagi kita sebagai manusia. Makna hidup yang sejati; kehadiran kita di dunia memberikan manfaat.

Mengapa saya sebutkan sebagai perayaan?

Mereka yang merasakan berarti tidak memiliki beban dan ketergantungan terhadap makhluk lain. Ketergantungan bermakna bahwa tindakan kita tidak bebas. Kita kasih memberikan kendali pada orang lain.

Manusia dan Hewan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun