Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Membunuh Waktu?

8 November 2021   07:03 Diperbarui: 8 November 2021   07:04 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Demikian pula bagi para pejalan spiritual. Banyak dari kita yang mengatakan: 'Ah saya belum punya waktu untuk latihan. Nanti jika pekerjaan sudah berkurang atau duit sudah banyak. 

Situasi seperti Ini menunjukkan bahwa kita belum tahu skala prioritas seperti Ahok. Ia berlomba dengan waktu agar kebijaksanaan yang berpihak pada masyarakat Jakarta yaitu bebas banjir dan macet dapat segera diatasi. Ia tidak suka karena pujian dan sanjungan tetapi kepentingan umum diabaikan.

Di kala kita sadar bahwa hidup di dunia adalah berkah paling besar, kita harus memiliki prioritas pilihan. Kenyamanan tubuh atau kemuliaan jiwa?

Segala bentuk benda tidak abadi. Ada waktu pembuatan ada waktu kemusnahan atau penguraian kembali. Dibalik materi ada yang non materi. Jiwa adalah abadi.

Yang dibutuhkan adalah pengalihan kesadaran. Dari kesadaran bendawi yang tidak abadi ke ranah jiwa yang abadi. Segala sesuatu yang tidak abadi akan menjadi beban yang semakin memberatkan koper mind atau pikiran. Beban ini akan membebani saat kematian. Saat itu kematian akan sangat menyakitkan. Beban ini mengakibatkan kelahiran kembali. Tak disangkal lagi. Mau tidak mau. Suka tidak suka. Inilah proses alami.

Hargai waktu untuk memilih skala prioritas. Kenyamanan dunia Atau kemuliaan jiwa.

Jangan sampai kita digilas waktu atau dimangsa dewa Sang Hyang Kala. Jika kita mengabaikan waktu yang ada akhirnya kita binasa dimangsa dewa Kala. Dewa waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun