Demikian pula bagi para pejalan spiritual. Banyak dari kita yang mengatakan: 'Ah saya belum punya waktu untuk latihan. Nanti jika pekerjaan sudah berkurang atau duit sudah banyak.Â
Situasi seperti Ini menunjukkan bahwa kita belum tahu skala prioritas seperti Ahok. Ia berlomba dengan waktu agar kebijaksanaan yang berpihak pada masyarakat Jakarta yaitu bebas banjir dan macet dapat segera diatasi. Ia tidak suka karena pujian dan sanjungan tetapi kepentingan umum diabaikan.
Di kala kita sadar bahwa hidup di dunia adalah berkah paling besar, kita harus memiliki prioritas pilihan. Kenyamanan tubuh atau kemuliaan jiwa?
Segala bentuk benda tidak abadi. Ada waktu pembuatan ada waktu kemusnahan atau penguraian kembali. Dibalik materi ada yang non materi. Jiwa adalah abadi.
Yang dibutuhkan adalah pengalihan kesadaran. Dari kesadaran bendawi yang tidak abadi ke ranah jiwa yang abadi. Segala sesuatu yang tidak abadi akan menjadi beban yang semakin memberatkan koper mind atau pikiran. Beban ini akan membebani saat kematian. Saat itu kematian akan sangat menyakitkan. Beban ini mengakibatkan kelahiran kembali. Tak disangkal lagi. Mau tidak mau. Suka tidak suka. Inilah proses alami.
Hargai waktu untuk memilih skala prioritas. Kenyamanan dunia Atau kemuliaan jiwa.
Jangan sampai kita digilas waktu atau dimangsa dewa Sang Hyang Kala. Jika kita mengabaikan waktu yang ada akhirnya kita binasa dimangsa dewa Kala. Dewa waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H