Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengalir Bersama Arus

5 November 2021   10:04 Diperbarui: 5 November 2021   10:06 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.tokopedia.com/layurveda/buku-live-love-laugh-hidup-cinta-dan-tawa-anand-krishna

Mengalir bersama arus

Mengalir bersama arus berarti kita mengikuti segala pergerakan atau yang sedang menjadi bahan pembicaraan atau tren orang-orang di sekitar kita. Mungkin memang kadang hal seperti ini diperlukan, tetapi tentu bila memang bisa mendukung yang kita inginkan untuk dicapai.

Untuk mengikuti keadaan sekitar, kita harus memiliki bekal pengetahuan yang memadai. Bekal pengetahuan ini amat sangat dibutuhkan sehingga kita tidak terbawa oleh arus gerakan atau tren keinginan/kemauan masyarakat. 

Kita memiliki standar sendiri, apakah memnberikan komentar bisa membantu penyelsaian atau membuat semakin keruh? Bila membuat semakin keruh artinya komentar kita tidak membentu menyelesaikan masalah. Ini salah satu indikasi bahwa dalam pikiran kita juga bermuatan sampah.

Dari buku Live Love Laugh by Maharshi Anand Krishna:

                                  Ada saat-saat kau harus mengalir bersama arus, dan ada saat-saat kau harus melawan gelombang.

Kecerdasan Memilah

Bila kita simak di sosial media tren yang dibicarakan atau sedang menjadi viral belum tentu sesuai dengan yang kita butuhkan. Tekanan yang saya berikan adalah 'dibutuhkan'. Bukan yang diinginkan. Karena keinginan kadang bisa membawa ke jurang penderitaan. Ini beda antara keduanya.

Kecerdasan memilah berarti kita mampu menentukan arus yang bisa mendukung perkembangan mental emosional kita. Karena perkembangan mental emosional yang baik selaras dengan kesehatan tubuh. Tentu tidak bisa dibandingkan dengan orang gila. Orang gila tidak sehat mental emosionalnya, tetapi tubuh sehat. Kadang kita tampaknya baik tetapi belum tentu sehat.

Untuk mengembangkan kecerdasan memilah, kita menggunakan neocortex. Intuisi kita akan menuntun bila buddhi berkembang. Berbicara tentang budhi, mengingatkan saya pelajaran budhi pekerti sayangnya sekarang terlupakan diajarkan di sekolah yang notabene menjadi landasan untuk membangun karakter anak didik.

Melawan Arus

Bila arus masyarakat tidak waras; dalam arti bisa menjauhkan dari tujuan utama kelahiran, sebaiknya kita bergerak melawan arus. Dan sepertinya mayoritas belum banyak yang menyentuh tentang evolusi kesadaran yang semestinya dikembangkan.

Bila memang sekitar tidak menunjang terwujudnya peningkatan evolusi kesadaran, mau tidak mau suka tidak suka mesti kita bergerak melawan arus. Hal ini dilakukan agar kita terselamatkan dari jurang kesengsaraan yang membuat kita jau dari tujuan utama kelahiran; kebahagiaan sejati.

Bila kita menyadari bahwa kebahagiaan adalah tujuan utama kelahiran, maka kita akan menghindari konflik yang pada ujungnya menyeret kita semakin menjauhi dari sifat keilahian atau kemuliaan. Sifat mulia berarti kita bisa menghargai perbedaan serta hidup selaras atau harmoni dengan alam.

Kebahagiaan sejati bukanlah kebahagiaan ketika kita mendapatkan atau memperoleh yang kita inginkan, ini masih bersifat sementara. Kelegaan sesaat sebagai akibat keinginan memperoleh sesuatu. 

Kita memang harus waspada detik demi detik bila tidak ingin sengsara Inilah meditasi; alert in every second.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun