Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Rahasia Hidup Abadi

8 Oktober 2021   10:29 Diperbarui: 8 Oktober 2021   10:40 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup Abadi

Hidup abadi bukan sebagaimana dibayangkan atau dikejar orang awam selama ini. Dengan tubuh dan identitas tertentu bisa hidup selamanya. Kita mesti memahami apakah yang hidup. Dalam bahasa Jawa hidup sama artinya dalam bahasa daerah, 'urip'. Dan seorang yang 'Urip' iku juga 'Urup'. Silakan dilihat di sini tentang maknanya.

Bila kita sadar bahwa segala sesuatu yang lahir dapat dipastikan mati, bagaimana mungkin kita bisa mengejar hidup abadi dari segi raga atau fisik? Bukankah raga ada ketika terjadinya proses kelahiran? Mungkinkah kita melawan hukum alam? 

Lawan kematian adalah kelahiran, bukan kehidupan. Bukanah semua benda di alam ini juga mengalami perubahan? Tidak satu pun yang kekal. Ketika kita mati atau orang lain meninggal, apakah proses kehidupan di atas bumi berhenti? Tidak, kehidupan tetap berlangsung seperti biasa.

Rahasia Hidup Abadi

Dalam Sra Samuccaya yang diulas oleh Anand Krishna, :

(Rahasia) Kematian dan Keabadian - dua-duanya terdapat di dalam diri manusia. Kebodohan atau ketidaksadaran (akam kehadiran Jiwa) menyebabkan kematian. Kebenaran atau Kesadaran (akan kemuliaan Jiwa) adalah Keabadian.

Jadi yang membuat atau menciptakan kematian adalah kebodohan atau ketidaksadaran kita terhadap yang selamanya bisa ada dan yang pada suatu ketika akan tiada. Kita harus menyadari sejatinya diri ini. Bila masih pada tataran fisik, maka dapat dipastikan suatu ketika tiada. Mungkin ada yang berargumen: 'Bagaimana dengan pikiran dan perasaan (Roh)?' Pikiran dan perasaan bukan benda, tetapi bersifat materi. Atau bahkan materi yang sangat amat halus. Silakan baca ini.

Dengan menyadari bahwa yang abadi hanyalah kemuliaanNya, maka kita sadar bahwa dalam hidup ini kita harus selalu berupaya menggapai sifat kemuliaanNya. Sang Jiwa itulah yang tidak pernah lahir dan tidak pernah tiada. Dan Dia ada pada setiap benda.

Kebodohan

Pada umumnya kita sibuk mencari yang paling hebat, paling baik, dan yang paling ini dan itu. Namun kita lupa setinggi atau sehebat apapun, saat kita mati tidak akan dibawa di alam kematian. Lantas untuk apa kita kejar dan berupaya untuk mengungguli orang lain? Tanpa disadari kita hidup di alam maya; alam ilusi ciptaan kita sendiri.

Lucunya; semuanya juga kehendak Nya. Orang menjadi sadar dan baik juga karena Dia berkehendak. Para master sadar bahwa semua juga permainan Dia.

Pada akhirnya saya jadi bingung. 

Namun di atas segalanya, bahagiakah kita bila menjadi budak indrawi? Yang kita alami adalah penderitaan. Kita tidak lepas dari siklus kelahiran dan kematian. Dan hanya kita sadar bahwa sejatinya Diri ini adalah percikan Sang Maha Jiwa, maka kita hidup dalam keabadian. Caranya?

Hidup saat ini dalam sifat-sifat yang mulia. Pikiran, ucapan, dan perbuatan yang sesuai dengan kemuliaan Nya....

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun