Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Seks Tidak Perlu Ditabukan

7 Oktober 2021   13:58 Diperbarui: 7 Oktober 2021   14:01 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seks proses evolusi

Ketika seks ditabukan, maka kita telah menutup diri terhadap sesuatu yang lebih tinggi, proses siklus kehidupan. Kehidupan bukanlah lineair bukan proses berupa garis lurus. Segala sesuatu di alam benda ini memiliki proses bagaikan lingkaran. Selalu berulang sehingga tidak berawal tidak pula berakhir. Semuanya hanyalah pengulangan, silakan baca ini.

Bila seks dilarang, untuk apa diciptakan oleh Keberadaan atau Tuhan? Leluhur kita dari dulu sudah memahami bahwa seks tidak perlu ditabukan. Dengan memahami bahwa seks sebagai satu bagian dari siklus penciptaan, maka kita bisa menghargainya.

Selama ini yang ada dalam pikiran kita seks hanyalah sekedar kenikmatan duniawi. Begitu dangkal pemahaman kita. Tanpa adanya hubungan antara pria dan wanita, maka tidak ada penciptaan.

Selama kita hanya melihat bagian dari luar, maka yang tampak hanyalah perbedaan.

Kearifan Nusantara

Peninggalan berupa candi Sukuh dan Cetho yang terletak di kaki Gunung Lawu, tidak begitu jauh dari kota Solo mengungkapkan rahasia proses kehidupan.

Relief pada candi Sukuh banian dimaknai secara juran telar. Dianggap sebagai candi porno. Para ahli yang memahami secara lebih dalam bisa mengerti bahwa sesungguhnya candi Sukuh dan Cetho meninggalkan suatu warisan bagaimana proses perjalanan roh setelah meninggalkan tubuh kasarnya.

Ke dua candi tersebut merupakan peninggalan yang beda dengan candi-candi lainnya. Candi selain Cetho dan Sukuh berupa area untuk pemujaan atau ritual, sedangkan Sukuh dan Cetho merupakan laboratorium pembelajaran mengenai terjadinya siklus kehidupan.

Peninggalan sejenis

Banyak bentuk yang ada kemiripan antara yang jauh di Meksico, peninggalan Suku Maya. Salah satunya bentuk piramida terpancung. Bentuk ini terdapat di candi Sukuh juga di peninggalan purbakala Suku Maya. Demikian juga bentuk ukiran manusia bersayap, pada ukiran peninggalan Mesir sangat mirip dengan yang ada di candi Sukuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun