Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ubahlah Cara atau Tujuan Doa, Maka Kebahagiaan Pun Terwujud

25 Agustus 2021   09:18 Diperbarui: 25 Agustus 2021   09:20 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuan Doa 

Selama ini pemahaman doa yang kita terima sesungguhnya kurang tepat. Dari kecil kita diajari oleh orangtua dan kerabat sekeliling bahwa melakukan doa karena adanya permintaan atau keinginan. Kita tidak menyadari bahwa cara atau tujuan berdoa seperti ini membuat kita tambah miskin.

Kemiskinan bukan karena kita tidak memiliki, tetapi karena kita tidak sadar bahwa sesungguhnya Dia telah memberikan segalanya kepada kita. Ketidaksadaran akan berkah yang kita terima atau miliki membuat kita serakah. Dengan kata lain, kita tidak pernah melihat ke dalam diri sendiri.

Minta harta benda berarti kita belum sadar bahwa sesungguhnya kita kaya. Cerita di bawah ini mungkin bisa membuka cara pandang tentang kemiskinan yang kita rasakan.

Si A seorang yang disebut miskin harta benda. Perasaan miskin ini mendorongnya untuk minta tolong pada seorang bijak yang terkenal. 

Saat ketemu dengan sang bijak, si A minta tolong bagaimana caranya agar menjadi kaya. Mungkin diberikan tuyul atau kesaktian yang bisa membuatnya kaya.

Sang bijak menyanggupinya. 

Ketika sedang berbincang, tiba-tiba telpon genggamnya berdering. kemudian terjadilah percakapan. Sesaat kemudian, ia berkata pada tuan A. 

"Pak A, baru saja ada seseorang yang sakit ginjal, ia mencari ginjal. Ia sanggup membayar 500 juta; apakah anda bersedia menjual ginjal anda?'

Si A berpikir: "Wah lumayan juga, ia pun bersedia."

Sang bijak berkata: "Serius anda bersedia menjual ginjal? Ingat sekali ginjal anda hilang, anda akan banyak masalah tentang kemungkinan penyakit yang akan terjadi."

Si A pun berpikir: "Wah betul juga. Ia sudah mendengar banyak cerita tentang ginjal yang rusak, banyak gangguan kesehatan terjadi."

Kemudian ia menjawab: "Wah tidak jadi saja."

Demikian, terjadi dering telepon kepada Sang Bijak. Ada yang mencari donor mata, jantung dan lainnya. Selalu si A tidak jadi menjual beberapa organ tubuhnya setelah diberikan masukan oleh Sang Bijak. Bila dijumlahkan mungkin berkisar 2-3 milyar.

Kemudian Sang Bijak berkata: "Coba anda pertimbangkan, sesungguhnya anda telah memiliki kekayaan sebesar itu. Mereka yang mencari donor organ tubuh dalam keadaan sakit dan butuh. Sedangkan anda sudah memilikinya dan dalam keadaan baik serta sehat."

Maka si A pun tercerahkan, ia bersyukur atas keutuhan dan kesehatan semua organ tubuhnya. Rasa syukur ini membuatnya sadar bahwa sesungguhnya ia yang belum berupaya. 

Berkah yang kita miliki

Selama ini kita belum juga sadar bahwa sesungguhnya kesehatan dan kelengkapan tubuh merupakan berkah yang dianugerahkan oleh Tuhan. Inilah senjata atau alat yang bisa digunakan untuk mendapatkan harta benda.

Bukan kah Dia juga sudah menyediakan lahan atau tanaman yang bisa kita olah di sekitar kita?

Selama ini kita telah mengabaikan semua berkah yang sudah kita miliki. Karena kita selalu melihat keberhasilan orang lain. Kita melupakan bahwa untuk mendapatkan kekayaan bendawi, kita harus berupaya. Keberhasilan tidak bisa datang secara tiba-tiba. Hukum alam: Hukum SEBAB AKIBAT. Kita berusaha, baru berkah turun.

Ubahlah: Cara Doa

Arti kata doa berasal dari bahasa Parsi: duva. Dalam bahasa Persia Kuno berarti bersyukur.

Bangsa Persia Kuno menyadari bahwa sesungguhnya AKU bukanlah badan. Mereka sudah menyadari bahwa tubuh ini digunakan oleh Sang Jiwa Agung untuk mengalami kehidupan. Dan tentulah Dia hadir dengan bekal yang memadai. Tuhan telah menyediakan semuanya.

Dalam suatu kitab telah dipesankan: SYUKUR NIKMAT APA LAGI YANG KAU BUTUHKAN?

Oleh karenanya, cara doa yang tepat adalah bersyukur terhadap segala sesuatu yang kita miliki.

Cara ini membuat kita tidak serakah dan irihati melihat keberhasilan orang lain. Dengan bersyukur kita bisa berbagi dan hati jadi ceria dan damai. Rasa ceria dan damai akan membuat cara pandang kita jernih sehingga bisa melihat hal-hal yang bisa membuat hidup kita tercukupi.

Dengan mengeluh terus menerus, kita jadi sakit dan pandangan kita jadi gelap oleh rasa irihati.......

Boleh saja dibantah, tetapi silakan dicoba dulu. Ubahlah cara doa kita: Dari doa orang miskin; hanya minta ini dan itu JADI Doa orang yang kecukupan' "BERSYUKUR ATAS SEGALA SESUATU YANG KITA MILIKI"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun