Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sains Mendukung Spiritualitas

16 Februari 2021   07:56 Diperbarui: 16 Februari 2021   08:03 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sains dan Spiritual

Sains dan spiritual tidak bertentangan, bahkan keduanya bisa saling bersinergi. Sains berurusan dengan kebendaan, sedangkan spiritual dengan evolusi kesadaran. Banyak orang belum memahami secara tepat sehingga menganggap bahwa sains bertentangan dengan spiritual.

Hal ini tidak mengherankan karena banyak orang juga masih menganggap bahwa materi dan energi berbeda. Padahal materi juga energi yang berbentuk lebih kasar. Bila kita belah terus meteri sampai bentuk yang amat halus yang bahkan tak terlihat menjadi atom, maka belahan si materi yang semula beda bentuk akan menjadi tidak berbeda.

Perkembangan sains

Sains terus berkembang sesuai dengan keinginan manusia. Pertanyaannya: "Dari manakah sumber sains?"

Bila kita amati Dengan seksama sesungguhnya yang dilakukan para saintis hanya meniru yang sudah ada di alam. Misalnya: Pesawat terbang. Bukankah ide seseorang juga belajar dari bagaimana seekor burung bisa terbang? Kapal selam juga demikian. Banyak orang mengagumi pohon plastik. Bentuk awalnya juga karena keinginan agar bisa melihat bentuk pohon yang tanpa bisa membusuk.

Rumah juga butuh sains untuk membangunnya. Asalnya juga didasari oleh keinginan manusia untuk tinggal dengan nyaman. Dari tinggal di dalam gua-gua ke tempat lebih nyaman.

Rekaman alam semesta

Menarik sekali bila kita mengamati sifat dari alam. Satu hal yang menarik adalah bahwa segala sesuatu yang tercipta di alam ini hanyalah merupakan pengulangan. Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Salomon: "Nothing is new under the sun."

Segala sesuatu yang pernah kita dengar, lihat, rasakan melalui lidah atau kulit akan terekam di alam ini. Sebelum kita menciptakan sesuatu, pikiran kita telah melakukan sesuatu. Keinginan kita merupakan getaran, dan bila rekaman ini selaras dengan yang sudah pernah ada.

Sains dan Spiritual bersinergi

Ini terjadi saat sekarang, pandemic Covid 19 telah merebak mulai awal tahun 2020. Mulai Maret 2020 telah diberlakukan untuk menjaga jarak. Efeknya untuk bermeditasi yang biasanya saling bersama harus mulai jaga jarak. Bahkan yang sudah berumur disarankan agar tidak sering keluar rumah. Untuk itu, tidak ada cara lain, meditasi bersama dari jauh.

Dengan demikian, sains teknologi untuk berhubungan dari jarak jauh akan berperan.

Pendek kata, sains semestinya amat sangat berguna untuk menunjang evolosi kesadaran manusia untuk menjadi makhluk mulia. Bukankah ini tujuan utama kelahiran kita?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun