Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ekonom Sejati: Meditator

10 November 2020   07:39 Diperbarui: 10 November 2020   07:42 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ekonom Sejati

Ekonom Sejati memahami bagaimana memanfaatkan sesuatu secara efisien untuk menghasilkan atau mendapatkan yang  dibutuhkan semaksimal mungkin. Yang dibutuhkan bukanlah yang diinginkan. Ingat yang disampaikan oleh Mahatma Gandhi?

'Dunia ini bisa memenuhi kebutuhan semua orang, tetapi tidak akan bisa memenuhi keserakahan satu orang'

Keserakahan berawal dari keinginan. Keinginan manusia tidak akan habis, karena keinginan berasal dari niat untuk memenuhi nafsu atau kenyamanan indrawi. Dan sudah banyak bukti bahwa banyak orang terjebak oleh nafsu keinginannya sendiri, yang pada akhirnya membuatnya menderita. Seorang Ekonom Sejati tidak terjebak oleh nafsu kebendaan.

Tujuan Kehidupan

Meditator memahami tujuan kehidupan dari keberadaannya di dunia. Mereka sadar bahwa keberadaannya di bumi untuk menyelesaikan beban kehidupan masa lalu. 

Oleh karenanya, mereka bisa hidup dengan sikap positif. Bukan Pikiran positip. Dengan pemahaman ini, mereka akan menjaga kesehatannya agar tujuan kehidupan bisa tercapai; kebebasan sejati.

Kesehatan adalah modal dasar untuk mencapai tujuan kehidupan. Tanpa tubuh dan Pikiran sehat, mereka Sadar bahwa perjalanan untuk menuju Kebebasan Sejati/Moksha akan terhambat. Mereka sadar bahwa pikiran yang dibawanya dari masa lalu. Dengan tubuh sehat dengan sendirinya pikiran sehat. 

Tubuh sehat bagaikan kondisi kendaraan yang prima. Sang supir atau sang jiwa individu sebagai pengendara akan bisa mengendarai mobil sampai tujuan dengan selamat. Pikiran sangat terkait erat dengan tubuh. Ada yang mengatakan bahwa organ dalam tubuh atau pencarnaan sebagai otak ke dua.

Makanan sehat

Yang dikatakan sebagai makanan sehat adalah jenis makanan yang bisa menunjang evolusi Perjalanan sang Jiwa individu menuju penyatuan kepada Sang Maha Jiwa. Tentu jenis makanan yang tidak memicu nafsu indrawi. Karena bila sifat ini yang berkembang, dapat dipastikan akan melenceng dari tubuna kelahirannya di bumi ini. Hanya ketika jadi manusia, ia bisa mengembangkan diri secara utuh.

Makanan sebagai Bahan bakar bagi kendaraan tubuh. Dengan makanan sehat, Pikiran menjadi jernih. Dengan Pikiran jernih, ia bisa melaksanakan tugasnya sebagai pemelihara alam. Bila bukan manusia yang memelihara alam ini, kepada siapa kita bergantung?


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun