Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ketidakseimbangan

12 Juni 2020   16:21 Diperbarui: 12 Juni 2020   16:28 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketidakseimbangan

Ketidakseimbangan dibutuhkan oleh dunia tempat tinggal kita saat ini. Tanpa sifat ini, maka alam bisa punah. Tidak berbeda dengan kedamaian dunia. Dunia ini tidak akan pernah damai. Begitu dunia damai, kehancuran alam ini akan terjadi. Ketidakseimbangan ini yang membuat kita stres, dan ajaibnya adalah bahwa hidup ini berlangsung karena stres.

Api bisa terjadi karena ada gesekan. Demikian pula dengan kehidupan di dunia ini, tanpa adanya gesekan, kehidupan tidak akan terjadi. Inilah sebabnya konflik dibutuhkan oleh dunia demi menjaga keberlangsungannya.

Pertunjukan Kolosal

Dunia tempat kita hidup merupakan panggung Pertunjukan Kolosal. Dari buku Dvipantara Jñāna Śāstra by Anand Krishna dituliskan:

Sedikit konflik, sedikit gangguan, sedikit ketidakseimbangan harus selalu ada agar Pertunjukan Kolosal Keberadaan ini tetap berjalan.

Tanpa gangguan-gangguan dan ketidakseimbangan tersebut - mustahil ada keberadaan. Apa maksud kalimat ini?

Śiva berusaha memberitahu Ganapati, sang Pemimpin massa bahwa, "Selama Engkau burada dalam permainan Peran ini, kau tidak akan pernah bisa menghindari gangguan dan pergolakan!"

Aspek Atma 

Upaya untuk mendamaikan dunia memang tidak akan pernah terwujud. Banyak para suci, avatar, dan utusan Tuhan datang ke dunia. Sesungguhnya mereka tidaklah datang untuk menciptakan kedamaian di dunia. Mereka amat sangat sadar bahwa setiap orang memiliki beban karma masa lalu yang harus diselesaikan di dunia.

Kehadiran para suci untuk mengingatkan bahwa ada aspek pasif dari Atma, dari Diri, yang senantiasa mengupayakan kedamaian. Aspek pasif ini menjaga kita tetap waras. Adalah karena aspek pasif ini sehingga kita tidak bertindak reaktif sebagaimana binatang lain. Kita bisa berhenti sejenak untuk berpikir, untuk menentukan respons kita terhadap situasi apa pun (Dvipantara Jñāna Śāstra).

Pengendali Kehidupan

Bukan untuk mengendalikan kehidupan di luar, tetapi aspek pasif Atma dibutuhkan untuk menjadi pengendali aliran kehidupan kita. Dunia di luar kita merupakan Keindahan dalam keharmonisan. Karena harmoni bukanlah keseragaman. Musik dari berbagai instrumen berbeda bila dipadukan secara harmoni akan menghasilkan musik yang merdu.

Harmoni tidaklah sama dengan kedamaian pasif. Bukan. Harmoni bersifat dinamis. Semua kekuatan yang bertentangan ada di sana, tetapi sekarang mereka berkarya bersama dalam harmoni, dalam pengertian bagaikan orkestra (Dvipantara Jñāna Śāstra)

Dengan menyadari bahwa harmoni sebagai daya kehidupan, maka kita bisa mengendalikan kehidupan kita sendiri. Kita senantiasa berupaya menggapai aspek pasif Atma.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun