Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Lebih Menghargai Poster Penyanyi Daripada Relief Para Nabi dan Avatar

4 Mei 2015   12:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:24 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, tidak ada kata lain yang bisa diungkapkan atau diekspresikan....... Kata ini hasil renungan saat saya ingat sesuatu. Di Anand Ashram sebagai tempat meditasi di Jakarta yang beralamat Jalan Sunter Mas Barat II-E, Blok H-10/1 terdapat banyak hiasan patung terpampang pada dinding seperti di bawah ini:

Sumber: www.anandashram.or.id

Seluruh dinding Yayasan Anand Ashram yang disebut sebagai ruang untuk meditasi dihiasi relief para avatar dan nabi dari berbagai tradisi. Di bagian atas diukir simbol dari setiap agama atau kepercayaan yang digunakan oleh para avatar dan nabi. Selain itu juga pada dinding diukir kata yang dikutip dari ayat kitab yang ditinggalkan para nabi.

Mungkin ada yang bertanya: " Bukankah itu syirik?'

Saya akan balik bertanya: 'Selama kita hanya melihat, apakah syirik?'

Bukankah dengan melihat relief dan ayat yang terpampang pada dinding tersebut mengingatkan kita kembali pada pesan yang dibawa oleh setiap nabi atau para avatar?

Bukankah yang mengutus para nabi dan avatar juga satu adanya?

Jika saja jeli, kita akan mengenal bahwa yang disampaikan oleh para nabi dan avatar memiliki pesan yang sama dan satu adanya. Kebahagiaan bagi manusia.

Mungkin cara menyampaikan berbeda. Analoginya sama saja, kita beli pisang goreng. Saat dibawa pulang dari setiap toko memberikan kemasan yang berbeda. Isinya satu dan sama, pisang goreng. Kemasan luarnya beda. Perbedaan ini tergantung dari tokonya. Demikian pula pesan para suci dan nabi. Isi pesan satu dan sama. Kemasannya bergantung dari budaya di tempat para nabi dan avatar lahir.

Banyak orang merasakan shock ketika tiba di ruang meditasi Anand Ashram. Kaget dengan ukiran dan simbol berbagai agama. Teman-teman yang datang melupakan dari kitab sucinya:

" Wajah Allah di barat dan timur serta dimana-mana."

Jika kita melihat ukiran para suci dan nabi serta ukiran beberapa dewa yang ada, kita marah dan panik. Tetapi ketika seseorang dalam ruang tidur atau ruang belajarnya menempelkan foto atau poster para artis musik idolanya, tidak seorang pun yang komplain dan menghujat: 'Kafir.....'

Sekarang yang waras yang mana???

Yang menempelkan gambar poster para penyanyi atau pemain musik idolanya atau yang mengukir wajah dan pesan para nabi?

Jika kita melihat wajah para nabi serta ayat yang disampaikan, kita akan selalu ingat bahwa segala perbuatan haruslah selaras dengan alam. Bukan kah itu pula pesan para suci dan nabi pada setiap zaman? Semua nabi membawa pesan akan pentingnya meningkatkan kesadaran akan kemuliaan jiwanya.

Tetapi, jika kita melihat poster penyanyi musik, yang kita ingat hanyalah masalah duniawi. Bagaiman action nya di atas panggung. Baju apa yang dikenakan dan lain sebagainya yang semuanya terkait pada duniawi.

Mari kita renungkan:

Untuk duniawi atau untuk peningkatan kemuliaan jiwa kita dilahirkan????

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun