Suatu ketika, ia bisa melihat bahwa tidak lama lagi tempat dimana ia berada akan terjadi banjir. Ia memperingatkan bos, suami serta beberapa karyawan untuk siap-siap mengungsi agar selamat dari banjir. Namun apa yang terjadi?
Ia dianggap orang gila. Tidak satupun yang mempercayai vision nya. Pada akhirnya, yang diramalkan pun terjadi. Dan banyak kerugian materi dan bahkan nyawa yang hilang.
Sang suami, minta maaf karena melalaikan peringatan istrinya. Namun, ternyata si istri cukup temperamen. Tidak saja marah, ia bahkan memukuli si suami sampai berdarah. Suatu perbuatan yang kurang bijak. Ini bukanlah perbuatan seorang manusia yang seharusnya menyadari kemanusiaannya. Jika tidak mau dipukul ya jangan memukul. Bukankah memaafkan pada suatu hal adalah kemanusiaan juga?
Boleh saja si wanita memiliki kemampuan melihat yang tampaknya tidak bisa dimiliki oleh sembarang orang. Tetapi jika pada akhirnya menghilangkan kemanusiaannya, bukankah ini yang dinamakan kebocoran?
Kesempurnaan manusia adalah ketika ia berada pada kekinian. Tidak perlu bisa melihat masa lampau ataupun masa atau peristiwa yang akan datang.
Kita selama ini terkecoh. Kita kagum pada seseorang yang bisa meramal. Seperti Notredamus, Jayabaya atau peramal hebat lainnya. Tetapi kita lupa bahwa itu semua membuat atau menarik kita ke luar diri. Kita lupa potensi diri. Potensi diri semua manusia satu dan sama, Keilahian diri.
Kembangkan sifat Ilahi dalam diri. Hiduplah selaras dengan alam...
Hiduplah dalam kesadaran Jiwa.........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H