Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kedamaian Dunia Terjadi Jika Sadar Bahwa Kesehatan Badan adalah yang Terbaik

5 September 2021   08:54 Diperbarui: 5 September 2021   08:53 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senang -Sehat

Terdapat keselarasan antara kesehatan badan dan kedamaian. Sebagaimana hasil penelitian dokter Shigeo Harumaya, manusia yang senang dan bahagia menghasilkan hormon betamorphin. Hormon yang membuat badan semakin sehat. Hormon ini diproduksi oleh tubuh saat perasaan orang tersebut senang dan bahagia. 

Yang menarik perasaan senang ini bisa juga muncul saat orang tersebut merasakan kenikmatan saat melakukan aktivitas negatif. Jadi, saat seseorang sedang melakukan aktivitas merokokpun, asalkan hatinya senang, saat itu juga tubuhnya menghasilkan hormon betamorphin yang bermanfaat bagi tubuhnya. 

Rugi dua kali

Namun di lain sisi, merokok juga meracuni paru-paru. Sehingga pada saat bersamaan ada dua hal yang bertentangan terjadi. Keadaan lebih parah bisa terjadi jika setelah merokok orang tersebut menyesal. 

Saat perasaaan menyesal terjadi, tubuh memproduksi hormon noradrenalin yang bersifat meracuni tubuh. Perbuatan yang menyakiti orang lain membuat hati seseorang puas. 

Rasa puas ini menghasilkan hormon yang bermanfaat bagi kesehatan tubuhnya. Namun kita harus juga ingat bahwa perbuatan menyakiti orang akan bertentangan dengan hukum alam, sebab-akibat. So, hati-hati dengan hukum timbal balik; suatu ketika ia pun merasakan pembalasan. Rugi dua kali terjadi bila kemudian ia menyesali perbuatannya yang kadang berkepanjangan.

Damai-Sehat 

Tidak disangkal bahwa kedamaian dapat dipastikan membawa kesehatan bagi tubuh. Hati yang puas berasal dari kedamaian dalam diri. Kedamaiaan tidak berada di luar diri. Banyak bukti terjadi sejak zaman dulu sampai sekarang. Ketika seseorang yang merasa berkuasa kemudian ingin menciptakan kedamaian dunia.

Ia lupa bahwa 'keinginan' yang muncul berasal dari pikiran atau suatu sifat arogansi. ia merasa bahwa dengan kekuatannya akan mampu menciptakan kedamaian. Timbulnya 'keinginan' berasal dari keadaan diri yang belum puas. Belum bersyukur atas berkah Tuhan. 

Tidak perlu mendamaikan orang lain; damaikan diri sendiri, maka rasa damai pun akan dirasakan oleh orang sekitar. Rasa damai yang terjadi secara alami akan menggetarkan otak kita. 

Otak adalah hardware atau perangkat keras yang bisa bergetar akibat pikiran atau software. Otak tidak bisa bergetar sendiri tanpa adanya pikiran. Pikiran kacau, maka getaran dari otak pun tidak sinkron atau selaras dengan alam.

Pikiran yang selaras dengan alam akan menciptakan kedamaian diri. Bila ada satu kelompok yang terdiri dari (5) lima orang saling menuntut agar temannya damai atau tenang, maka tidak akan terjadi kedamaian dalam kelompok tersebut. Tetapi bila masing-masing atau setiap individu sadar kemudian diam, maka dengan sendirinya saat itu juga akan tercipta kedamaian dalam kelompok tersebut.

Damai berasal dari pikiran tenang dan puas akan segala sesuatu, maka tubuh yang berkaitan erat dengan pikiran akan menjadi sehat dengan sendirinya. 

Seseorang yang damai tidak akan mengusik atau menyakiti makhluk lain. Bahkan mereka bisa menikmati keindahan alam. Rasa yang damai juga tidak bisa terjadi bila ia suka menyakiti orang lain, bahkan makhluk lain.

Bila hal di atas terjadi maka dunia akan damai dan sehat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun