Bagaimana mungkin ada setan?Â
Setan selama ini dianggap sosok yang menggoda manusia. Apa kepentingannya?Â
Jika jawabannya merefer ke kitab suci, maka yang muncul adalah karena setan dikutuk oleh Tuhan untuk menggoda manusia. Untuk apa pula menggoda manusia?Â
Tuhan tidak berkepentingan menggoda manusia. Hanya manusia ge-er saja yang merasa hebat diuji Tuhan. memang siapa manusia sehingga Tuhan menggoda manusia.Â
Konsep pikiran manusia yang merasa berkepentingan bahwa Tuhan mengirimkan setan untuk menggoda manusia adalah konsep ke ge-er an manusia bahwa manusia dibutuhkan Tuhan.Â
Arogansi bahwa kita merasa hebat menjadikan manusia terperosok semakin dalam dari sifat sejati diri manusia. Sejati diri manusia adalah selaras dengan alam.Â
Pengaruh lingkungan membuat manusia semakin jauh dari sifat alam.Â
Kambing Hitam?
Setan tidak ada. Jika ada yang namanya sosok setan, apa untungnya bagi dia menggoda manusia? Mungkin ada yang menjawab, agar bersama jadi penghuni neraka.Â
Memang ada neraka? Lantas untuk apa Tuhan menciptakan neraka?Â
Bukankah seluruh semesta ini indah karena Tuhan? Jika Tuhan Maha Indah, tiada lah yang dinamakan neraka. Semuanya surga....Â
Setan tidak ada urusannya dengan kesenangan manusia lain sengsara.Â
Manusia yang merasa dirugikan atau ingin mencari keuntungan bagi pribadinya lah yang  kemudian mencari kambing hitam sosok lain. Setan....Â
Kelemahan Diri
Semua berawal dari kelemahannya sendiri. Dan karena manusia tidak mau mengakui kesalahannya, ia lantas mencari sosok yang bisa disalahkan. Kasihan juga sih si setan. Selalu saja menjadi tumpuan kesalahan akibat kelemahan manusia.Â
Setan tidak merasakan bahagia juga di neraka. Karena neraka memang tiada. Mengapa pula mencari teman manusia? Bukankah manusia sendiri sudah kepanasan jika tinggal yang bukan habitatnya. Mungkin setan dari api neraka tercipta. Jika ia oleh Tuhan di tempatkan di neraka, apa ya merasa tersiksa oleh api neraka. Itu kan habitatnya.Â
Habitat MANUSIA selaras dengan Alam
Tidak berbeda jika manusia yang saat hidup di dunia tidak suka hidup berselaras dengan alam, pada akhirnya hidup menderita; diperbudak oleh keterikatan/keinginan. Semestinya manusia yang selaras dengan alam bahagi, Â tetapi ada sebagian yang tidak bahagia dengan keanekaragaman.
Kelompok ini sepertinya tidak bisa bahagia bila hidup selaras dengan alam, oleh karenanya bukankah hidup di neraka menjadi kebahagiaan bagi dirinya? Karena manusia yang senang dengan perusakan alam demi memenuhi nafsu seks nya (nafsu seks adalah segala nafsu yang mementingkan kenyamanan badan atau diri sendiri) dan tidak suka hidup dalam keanekaragaman dapat dipastikan hidup tidak selaras dengan alam.Â
Surga merupakan tempat yang penuh keindahan keselarasan dan kebhinekaan.. Dengan demikian ia merasa kegerahan hidup di surga. Dan yang nyaman hidup di neraka. So, bagaimana mungkin ia bisa menderita? Bukankah ia sudah tepat hidup di habitatnya...Â
Itulah kelucuan di dunia ini.....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI