Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Manusia Bahagia Bila Selaras Alam.....

6 September 2021   09:43 Diperbarui: 6 September 2021   09:58 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setan tidak ada urusannya dengan kesenangan manusia lain sengsara. 

Manusia yang merasa dirugikan atau ingin mencari keuntungan bagi pribadinya lah yang  kemudian mencari kambing hitam sosok lain. Setan.... 

Kelemahan Diri

Semua berawal dari kelemahannya sendiri. Dan karena manusia tidak mau mengakui kesalahannya, ia lantas mencari sosok yang bisa disalahkan. Kasihan juga sih si setan. Selalu saja menjadi tumpuan kesalahan akibat kelemahan manusia. 

Setan tidak merasakan bahagia juga di neraka. Karena neraka memang tiada. Mengapa pula mencari teman manusia? Bukankah manusia sendiri sudah kepanasan jika tinggal yang bukan habitatnya. Mungkin setan dari api neraka tercipta. Jika ia oleh Tuhan di tempatkan di neraka, apa ya merasa tersiksa oleh api neraka. Itu kan habitatnya. 

Habitat MANUSIA selaras dengan Alam

Tidak berbeda jika manusia yang saat hidup di dunia tidak suka hidup berselaras dengan alam, pada akhirnya hidup menderita; diperbudak oleh keterikatan/keinginan. Semestinya manusia yang selaras dengan alam bahagi,  tetapi ada sebagian yang tidak bahagia dengan keanekaragaman.

Kelompok ini sepertinya tidak bisa bahagia bila hidup selaras dengan alam, oleh karenanya bukankah hidup di neraka menjadi kebahagiaan bagi dirinya? Karena manusia yang senang dengan perusakan alam demi memenuhi nafsu seks nya (nafsu seks adalah segala nafsu yang mementingkan kenyamanan badan atau diri sendiri) dan tidak suka hidup dalam keanekaragaman dapat dipastikan hidup tidak selaras dengan alam. 

Surga merupakan tempat yang penuh keindahan keselarasan dan kebhinekaan.. Dengan demikian ia merasa kegerahan hidup di surga. Dan yang nyaman hidup di neraka. So, bagaimana mungkin ia bisa menderita? Bukankah ia sudah tepat hidup di habitatnya... 

Itulah kelucuan di dunia ini.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun