Mohon tunggu...
Hensu Hendrasuparyanto
Hensu Hendrasuparyanto Mohon Tunggu... -

Hidup adalah sarana pembelajaran. Hidup juga adalah bukti adanya tumbuh-kembang. DIA adalah Sang Maha Guru atas pembelajaran ini. Sebaik-baik guru, pastinya tak akan rela para muridnya gagal. Sebaik-baik murid, tentulah taat dan bersungguh-sungguh atas pembelajaran dari Sang Guru.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Melepas Sulung ke Pesantren

28 Januari 2011   03:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:07 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

rekans all yg smoga sentiasa bahagia & sehat ...

berikut share saya & keluarga ketika melepas anak pertama kami ke bangku SMPIT

sekaligus ponpes hifzhil qur'an di klaten, ketika itu tanggal 11 juli 2010

anak sulung kami, kini di SMPIT & Ponpes Ibnu Abbas Klaten

hari itu, 12 juli 2010 adalah hari pertama th ajaran 2010-2011

sepertinya hampir merata secara nasional, meski masa-masa liburan sebelumnya ada perbedaan permulaannya

di smpit-ponpes ibnuabbas juga demikian

dan ketika itu, 11 juli 2010 adalah hari pertama masuk ponpes

kalau saja terlihat dan atau terdengar sederhana, .... bisa jadi

tetapi bagi kami, ... itulah hari yg sungguh banyak makna dan banyak tautan rasa

di antara kami : si sulung, adik-adik, ibu dan ayah

itulah kali pertama perpisahan secara resmi dialami si sulung ...

terhitung mulai saat itu, ...

si sulung adalah sosok 'mandiri' yg hrs scr sukarela & bertgg jawab melepaskan segala bentuk 'kenikmatan' berada di sisi ortu

dia adalah sosok yg harus mengawali segalanya dari dirinya dan mengakhirinya pun kepada dirinya

dia adalah sang sistem dg komponen yg komplit, input-proses-output

meski dalam step & kualitas yg masih sangat awal ...

itulah kali pertama bagi kami,

melepas anak "secara hampir permanen" utk waktu2 ke depan

mulai saat itu pula ...

kami harus menerima realita baru,

bhw sang anak atau siapapun akan ada saatnya harus terpisah

apapun alasan & kondisinya ...

si ibu sama si adik ... bahkan menangis ketika si sulung pergi

kami juga harus menengok masa2 lalu & mengevaluasinya kembali

betapa saat2 kebersamaan yg tlah kami lalui bersama sang anak, begitu banyak ketidakoptimalan

sungguh banyak saat2 terbaik utk suatu pembelajaran buatnya ...

terlewatkan tanpa arti

bahkan terkadang, ... terlewatkan oleh penanaman nilai2 yg jauh dari hakikat pembelajaran yg luhur

cenderung menuruti kemauan anaks,

atau sebaliknya, memaksakan kehendak tanpa penjelasan yg wajar

kasihan membangunkan utk shubuh apalagi sholat malam,

kasihan kalau harus membatasinya dlm bermain game

kasihan kalau harus mendisiplinkan sholat jamaah ke mesjid

kasihan kalau harus mendisiplinkan membaca qur'an ... apalagi menghafal

yaa .., semua kasihan itu hanyalah demi sebuah 'kebahagiaan' si anak

mungkin krn hals ini juga ...

mengapa output pada anaks kami yg masih jauh dari potensi yg semestinya

ironi memang ...

sebagai ortu ... aslinya kami merasakan bhw 'sangat tidak berkompeten' utk mendampingi anaks scr langsung

sangat banyak kekurangan kami yg menghambat anaks utk tumbuh besar & dewasa

tapi sungguh aneh ...

nyatanya, sangat tidak ringan juga

ketika kami melepaskan anak utk diasuh oleh pihak lain yg berkompetensi lebih baik

bukan krn tidak yakin, dan bukan juga karena harus berbiaya mahal

tetapi ... ya karena berat melepaskan saja ... sebuah alasan yg sangat tidak jelas

di sisi lain, di hari itu juga ...

kami resmi beroleh pembelajaran mata kuliah baru

belajar meyakini bahwa setiap manusia punya potensi mandiri ... termasuk pada anaks kami yg masih belum genap 12th

belajar tentang keyakinan, bahwa DIA selalu mendampingi setiap hambaNYA ...

inilah pukulan telak atas arogansi kami, bhw ternyata .... kami bukanlah apa2 ... semuanya bersumber kepadaNYA

mudah2an ...

pilihan kami melepas si sulung ke klaten ...

terlepas dari ego2 & harapan2 jangka pendek dan sempit ...

semoga dicatatNYA ... sbg ikhtiar terbaik yg mampu kami lakukan

sbg pengemban amanah sbg orang tua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun