Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jalan Panjang Keprihatinan Pep Guardiola, Arsenal Bantai Manchester City

3 Februari 2025   06:16 Diperbarui: 3 Februari 2025   06:16 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arsenal menang 5-1 atas City di pekan ke-24 Premier League (AFP/Glyn Kirk via Kompas.com). 

Arsenal berhasil mendekati Liverpool dalam klasemen Premier League setelah dalam pekan ke-24 berhasil membantai tamu mereka, Manchester City dengan skor 5-1. 

Kekalahan telak ini seakan jalan panjang bagi keprihatinan Pep Guardiola dalam menjalani musim kompetisi Premier League yang muram. 

Bertempat di Emirates Stadium London, Minggu (2/2/25) mulai pukul 23.30 WIB, laga yang disebut big match akhir pekan ini berjalan diluar prediksi para pengamat.  

Apalagi kemenangan Arsenal dengan 5 gol berbalas satu gol benar-benar diluar dugaan. Gambaran awal laga ini berakhir imbang atau jikapun Arsenal menang, maka angka yang keluar hanya tipis saja tidak sampai dengan gelontoran 5 gol berbalas satu. 

Denga kemenanga ini The Gunners Arsenal kembali mendekatkan diri dengan jarak hanya enam poin dari Liverpool yang berada di puncak klasemen Liga Primer dengan 56 poin. 

Selain kemenangan telak tersebut, Arsenal juga mencatatkan sosok pemain muda yang masih berusia 18 tahun 129 hari berhasil mencetak gol pertamanya di tim senior Arsenal. 

Dia adalah Myles Lewis-Skelly, yang diusir keluar lapangan pada kemenangan minggu lalu di Wolverhampton Wanderers tetapi hukumannya dicabut melalui banding. 

Lewis-Skelly mencetak gol melalui tendangan melengkung tepat setelah laga berlangsung satu jam. Sosok ini menjadi pemain termuda yang mencetak gol di Liga Primer melawan juara bertahan sejak Wayne Rooney, yang berusia 17 tahun 150 hari, untuk Everton melawan Arsenal pada Maret 2003. 

Satu lagi pemain muda Arsenal, Ethan Nwaneri yang berhasil melakukan hal yang sama di kemudian hari dalam pertandingan, mencetak gol kelima Arsenal pada usia 17 tahun 318 hari.

Arsenal dalam laga tersebut hanya menguasai 45 persen bola, tapi mereka memiliki 12 peluang tembakan dan sebanyak 7 tembakan tepat sasaran. Dari jumlah tersebut 5 tembakan on target menjadi gol. 

Paling menyolok dari laga tersebut bukan ketajaman para penyerang Arsenal, tetapi kerapuhan barisan pertahanan Manchester City. Padahal kuartet back mereka relatif utuh diperkuat oleh John Stones, Josko Gvardiol, Manuel Akanji dan Matheus Nunes. 

Sementara di bawah mistar gawang adalah Stefan Ortega, kiper City asal Jerman ini justru bermain di bawah performa terbaiknya. Gol-gol yang lahir ke gawangnya akibat reaksinya yang lamban dalam menutup ruang gawangnya. 

Arsenal unggul cepat 1-0 saat pertandingan baru berjalan 103 detik, ketika Martin Odegaard menyambar bola ke gawang terbuka setelah terjadi kesalahan yang melibatkan John Stones dan Manuel Akanji. 

Kerapuhan komunikasi di antara bek-bek City menjadi penyebab kebobolan gawang Ortega. Gol ini adalah awal yang menjadi penyemangat bagi pasukan asuhan Mikel Arteta. Arsenal unggul 1-0 atas City dan bertahan hingga turun minum. 

Pada babak kedua pelatih City, Pep Guardiola sedikit agak tenang ketika Erling Haaland berhsil menyamakan kedudukan di menit ke-55 dengan sundulan mematikan dengan memanfaatkan umpan lambung dari Savinho. 

Namun Arsenal kembali unggul hanya satu menit kemudian melalui tendangan Thomas Partey dari luar kotak 16, bola tembakannya terdefleksi masuk ke gawang Ortega. 

Arsenal semain nyaman bermain menghadirkan ancaman demi ancaman ke gawang City. Giliran pemain muda The Gunners, Lewis-Skelly mencetak gol perdananya di skuad senior Arsenal, memberi mereka keunggulan menadi 3-1 atas City. 

Kemudian Kai Havertz menambah gol keempat Arsenal membuat City semakin terpuruk. Diakhiri gol yang lahir pada masa tambahan waktu, sosok pemain muda lainnya, Ethan Nwaneri melepaskan tendangan melengkung spektakuler untuk melengkapi skor menjadi 5-1 untuk Arsenal. 

Dengan meraih 3 poin penuh ini maka Arsenal kini unggul sembilan poin dari Manchester City yang berada di posisi keempat. Posisi ini kemungkinan bisa terancam Chelsea, jika mereka berhasil mengalahkan West Ham United pada hari Senin malam. 

Mikel Arteta terlihat lega menyambut kemenangan ini. Hal itu bisa dimaklumi karena dalam dua musim lalu, Arteta lebih banyak dikecewakan oleh Manchester City dalam kekalahan perlombaan merebut gelar Premier League.  

Pada putaran pertama mereka juga bertemu dalam laga yang cenderung menegangkan, dan hasil imbang 2-2 pada bulan September 2024 lalu bertempat di Stadion Etihad, adalah hasil yang adil bagi Arteta.

Beberapa kejadian panas dalam laga malam itu sebagai akibat memori mereka dalam insiden di laga putaran pertama. Misalnya ketika Odegaard membuat gol cepat menjadi 1-0, Gabriel bereaksi dengan merayakan gol di depan Haaland. 

Namun ejekan itu dibalas tuntas ketika pemain Norwegia tersebut mencetak gol penyama kedudukan dengan sundulan yang luar biasa. Walaupun pada akhirnya Manchester City harus gigit jari karena kekalahan telak mereka dari The Gunners. 

Pep Guardiola pada awalnya merasa gembira dengan kembalinya bek tengah berpengalaman yaitu John Stones yang absen karena cedera sejak Natal lalu. Pemain asal England ini masuk sebagai starter dengan harapan lini belakang City semakin kokoh. 

Jika Pep Guardiola mengira dengan kembalinya John Stones, bek tengah paling berpengalaman tersebut akan menghasilkan penampilan tanpa kesalahan di lini belakang, maka Pep keliru besar karena fakta yang berbicara Stones melakukan blunder fatal. 

Umpan Stones kepada Akanji di tepi kotak penalti tidak sempurna. Akanji, pemain internasional Swiss itu yang baru pertama kali menyentuh bola dalam laga tersebut, dikejutkan oleh Leandro Trossard yang merebut bola dari kakinya. 

Bola kemudia diterima Kai Havertz memberikan asis kepada Martin Odegaard yang tinggal menceploskan bola ke gawang kosong. Blunder fatal dari John Stones tersebut menjadi catatan sendiri bagi Guardiola. 

Sejauh ini skuad Manchester  City kini telah melakukan delapan kesalahan yang berujung pada gol di Liga Primer pada musim ini, merupakan jumlah terbanyak dalam satu musim di bawah Guardiola. 

Tugas berat dari coach asal Spanyol itu untuk membenahi kerapuhan lini belakang City. Keadaan yang tidak mudah bagi mereka, apalagi jadwal berikutnya sudah menunggu yaitu laga melawan Newcastle, Liverpool, dan Tottenham Hotspur di PemierLeague. 

Kemudian laga yang tidak kalah krusial yaitu playoff Liga Champions dalam dua leg melawan Real Madrid -- yang akan berlangsung pada bulan Februari 2025. 

Selamat untuk Arsenal dan Mikel Arteta. Selamat berjuang untk Pep Guardiola dan Manchester City yang tengah dilanda keprhatinan panjang. 

Salam olahraga @hensa17. 

***** 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun