Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Evaluasi Besar-besaran Setelah Lawan Arab Saudi di Ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026

18 November 2024   08:00 Diperbarui: 18 November 2024   09:03 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erick  Thohir, Ketum PSSI masih kecewa dengan kekalahan telak Garuda 0-4 dari Jepang (Foto Kompas/Firzi A Idris). 

"Saya sampaikan kepada para pemain, mereka tahu game melawan Saudi kita harus mendapatkan poin dan tentu setelah saya sampaikan ke mereka ini akan menjadi evaluasi besar-besaran setelah lawan Saudi." Kata Erick Thohir dari rilis Kompas.com (17/11/24). 

Pernyataan Ketum PSSI tersebut disampaikannya di hadapan para pewarta di tengah latihan skuad Timnas Garuda yang berlangsung di Stadion Madya Senayan Jakarta pada Minggu malam (17/11/24). 

Dari pernyataan Erick Thohir tersebut ada satu kalimat yang menjadi perhatian yaitu evaluasi besar-besaran setelah laga melawan Arab Saudi di Gelora Bung Karno (19/11/24). 

Sangat jelas kalimat tersebut hanya berlaku jika Timnas Indonesia mengalami kekalahan dalam laga tersebut. Bahkan mungkin saat skuad asuhan Shin Tae yong hanya mampu menahan imbang Arab Saudi. 

Evaluasi besar-besaran hanya dilakukan pada saat Indonesia kalah atau imbang. Terutama evaluasi ini ditujukan kepada pelatih Shin Tae yong. 

Erick Thohir tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya dengan hasil buruk saat Garuda digelontor 4 gol tanpa balas. Menurutnya kekalahan menyolok itu tidak perlu terjadi. 

Kalah dari Jepang mungkin hal yang wajar tetapi tidak seburuk itu dengan 4 gol tanpa balas. Padahal persiapan skuad Garuda sudah maksimal, tetapi hasilnya masih memprihatinkan. 

Catatan ini menjadi nilai minus bagi coach Shin Tae yong karena dalam dua laga terakhirnya, skuad Garuda sudah dibobol sebanyak 6 gol dari kekalahan 1-2 dengan China dan 0-4 dari Jepang. Dua kekalahan beruntun itu bukan hasil yang menggembirakan. 

Ironinya pelatih Jepang, Hajime Moriyasu malah sangat memberikan apresiasi terhadap materi pemain-pemain Garuda yang bermutu karena mereka berkompetisi di liga-liga Eropa. 

Hal itu menunjukkan bahwa materi pemain dari skuad Garuda sangat menjanjikan untuk sebuah tim yang bisa dibangun dengan sentuhan kepelatihan yang benar. 

Lalu dimana salahnya dengan materi kelas Eropa tersebut tapi skuad Garuda masih juga belum mampu memberikan kemenangan dalam laga mereka? Pertanyaan yang bisa menjadi renungan untukcoach Shin Tae yong. 

Shin Tae yong Sudah 5 Kali Mengubah Komposisi Lini Belakang 

Tidak konsistennya coach Shin Tae yong dalam menurunkan komposisi lini belakang bisa saja menjadi penyebab rapuhnya pertahanan skuad Garuda. 

Berubah-ubahnya komposisi pemain tersebut bisa menyebabkan kekompakan dan komunikasi mereka berkurang. Sudah saatnya coach Shin Tae yong mulai menerapkan komposisi lini belakang yang baku sebagai starting eleven. 

Setelah itu jika ada pergantian, maka hal itu tidak akan mengubah kekuatan yang ada dibandingkan dengan tidak konsistennya komposisi sebagai starter. 

Mari kita amati coach Shin Tae yong selalu mengubah komposisi starter Garuda dalam lima laga terakhirnya di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026.  

Ketika menghadapi Arab Saudi pada matchday 1 dengan komposisi starter adalah Maarten Paes sebagai penjaga gawang. Trio bek tengah adalah Rizky Ridho, Jay Idzes dan Calvin Verdonk. Sementara dua wing backnya adalah Sandy Walsh dan Nathan Tjoe-A-On. 

Lawan Australia di matchday kedua, penjaga gawang Maarten Paes. Trio bek tengah Rizky Ridho, Jay Idzes, Justin Hubner. Wing back adalah Sandy Walsh dan Calvin Verdonk. 

Menghadapi Bahrain kembali komposisi berbeda dengan Maarten Paes sebagai kiper. Ada bek tengah baru, Mees Hilgers yang bermain bersama Jordi Amat dan Jay Idzes. Sementara wing backnya adalah Sandy Walsh dan Calvin Verdonk. 

Saat berkunjung ke China posisi Maarten Paes tetap sebagai kiper. Namun komposisi bek tengah berubah lagi dengan trio Mess Hilgers, Jay Idzes dan Calvin Verdonk. Sementara wing backnya adalah Asnawi Mangkualam dan Shayne Pattynama.  

Terakhir dalam laga menghadapi Jepang yang berbuntut kekalahan 4 gol tanpa balas, Maarten Paes masih sebagai kiper. Trio bek tengah adalah Rizky Ridho, Jay Idzes, Justin Hubner. Pada posisi wing back ada pemain baru bergabung yaitu Kevin Diks yang menemani wing back lainnya, Calvin Verdonk. 

Lima laga dengan 5 komposisi yang berbeda. Dari segi rotasi pemain bisa saja menjadi keuntungan tetapi dari segi kekompakan dalam kordinasi antar pemain sangat rapuh karena komunikasi belum terjalin dengan baik terutama dengan kehadiran pemain baru yang bergabung belakangan.  

Hal terakhir ini sempat dikeluhkan oleh Calvin Verdonk yang harus bekerja keras agar bisa menjalin kerja sama yang harmonis dengan pemain-pemain baru yang hadir di lini belakang Garuda. 

Sudah saatnya Coach Shin Tae yong menentukan komposisi starter yang baku sebagai komposisi terbaiknya dalam laga melawan Arab Saudi ini. Apalagi laga ini adalah pertaruhannya bagi karirnya bersama Timnas Indonesia sebelum dilakukan evaluasi besar-besaran. 

Selamat berjuang coach Shin Tae yong bersama skuad Timnas Indonnesia. Saatnya Garuda bangkit kembali. 

Bravo Merah Putih @hensa17. 

***** 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun