Kemenangan ini juga bisa dijadikan modal penting bagi dirinya untuk melatih skuad Manchester United yang siap bersaing dengan pelatih juara Premier League, Pep Guardiola. Â
Namun ada hal yang  menarik dari pernyataan Amorim seusai laga tersebut seperti dirilis oleh Skysports (5/6/24) :Â
"Yang dapat saya katakan adalah hasil ini tidak berarti apa-apa secara khusus, jangan mengambil kesimpulan apa pun dari hasil ini," kata Amorim.Â
"Kita tidak dapat memindahkan satu realitas ke realitas lain. Manchester United tidak dapat bermain dengan cara kami bermain, dan kami harus beradaptasi," ujar Amorim menambahkan seperti rilis Skysports di atas.Â
Tampaknya ini adalah jawaban lugas dari Amorim bagaimana nanti dirinya membangun skuad Setan Merah bukan dengan filosofinya yang diterapkan di Sporting Lisbon.Â
Manchester United rasanya tidak cocok menerapkan filosofi pragmatis seperti yang diperagakan skuad Sporting saat menang atas Manchester City pada malam itu.Â
Formasi 3-4-3 yang EfektifÂ
Patut disimak bagaimana Amorim menggunakan formasi 3-4-3 yang efektif diterapkan pada laga Sporting melawan Manchester City asuhan Pep Guardiola.Â
Filsosofi sederhana Amorim dengan penggunaan 3 bek tengah sebagai pemain belakang dan dua full backnya menjadi bek sayap yang mendampingi dua gelandang pivot.Â
Pelengkapnya adalah trio penyerang yang terdiri dari duet winger dan satu orang striker tunggal yang berperan sebagai nomor 9 yang beroperasi di area penalti lawan.Â
Sepak bola yang sangat pragmatis dari sosok Ruben Amorim, tetapi faktanya bisa menundukkan sepak bola agresif ala Pep Guardiola.Â
Mari kita simak catatan statistik yang dirilis oleh UEFA.com (5/11/24) yang menggambarkan situasi lengkap tentang laga pada malam itu antara Sporting Lisbon dan Manchester Cty.Â