Meskipun saat itu memulai musim dengan dua kekalahan, tetapi Ten Hag mencatat beberapa hasil yang mengesankan, termasuk diantaranya kemenangan atas Manchester City, Liverpool, dan Arsenal.
Mereka mengakhiri musim pada peringkat ketiga dengan 75 poin, perolehan poin terbaik kedua mereka di Liga Premier sejak Sir Alex Ferguson pergi pada ahir musim kompetisi 2012/13.Â
Namun pada musim keduanya, Erik ten Hag harus berhadapan dengan badai cedera pemain-pemainnya sehingga menjadi musim yang sulit baginya.Â
Klub ini mengalami beberapa cedera pemain pada musim kompetisi Premier League 2023/24. Beberpa pemain utama mereka seperti Luke Shaw dan Lisandro Martinez absen selama hampir sepanjang musim.Â
Kondisi tersebut turut memperburuk kesulitan Manchester United pada sektor pertahanannya. Akibatnya pada musim itu Setan Merah kebobolan 58 gol, terbanyak dalam satu musim Liga Primer.Â
Selain rekor buruk kebobolan tersebut, Manchester United juga harus menderita sembilan kekalahan ketika mereka bermain di kandang Old Trafford untuk semua kompetisi.Â
Inilah catatan kekalahan terbanyak mereka dalam satu musim sejak mencatat jumlah kekalahan yang sama pada musim kompetisi tahun 1973/74.Â
Catatan lainnya dari Ten Hag di musim keduanya bersama Red Devils adalah skuad asuhannya tersingkir di babak penyisihan grup Liga Champions UEFA, dan finis di posisi kedelapan merupakan pencapaian terendah mereka dalam sejarah Liga Primer.Â
Pada musim itu hanya ada sebuah catatan positif karena mereka memenangkan Piala FA. Istimewanya Ten Hag membawa skuadnya mengalahkan Manchester City 2-1 di Wembley Stadium yang juga membawa mereka lolos ke Liga Eropa UEFA musim ini.Â
Tren positif dari catatan terakhirnya membawa Ten Hag menerima perpanjangan kontraknya hingga Juni 2026. Tantangan baru yang harus dituntaskan.Â
Namun dalam perjalanannya, Erik ten Hag harus bernasib kurang beruntung. Rentetan kekalahan klub asuhannya pada musim kompetisi 2024-2025 sangat jauh dari harapan. Nasibnya sudah ditentukan yaitu berhenti jadi pelatih Manchester United.Â