Curtis Jones menjadi pembeda laga panas di Anfield, Minggu (20/10/24) malam WIB, ketika Liverpool menjamu Chelsea pada pekan ke-8 Premier League.Â
Pemain muda ini menjadi penentu kemenangan Liverpool 2-1 atas Chelsea. Sekaligus hal itu adalah respon kuat dari kubu Arne Slot setelah juara bertahan Manchester City menang beberapa jam sebelumnya untuk sementara naik ke posisi pertama klasemen.Â
Dengan kemenangan tersebut Liverpool kembali ke puncak Liga Premier dengan mengoleksi 21 poin hanya selisih satu poin dari Manchester City di posisi kedua.Â
Gelandang The Reds itu menutup penampilan luar biasa ketika ia melepaskan tembakan ke tiang belakang beberapa saat setelah tembakan mematikan dari Nicolas Jackson pada menit ke-48 menyamakan penalti Mohamed Salah pada babak pertama.Â
Liverpool kini telah memenangkan 10 dari 11 pertandingan pertama mereka di bawah bos baru asal Belanda dan penampilan serta tekad mereka sangat mengesankan dalam apa yang mungkin merupakan ujian terberat mereka hingga saat ini.Â
Kekalahan kandang bulan lalu dari Nottingham Forest tetap menjadi satu-satunya noda dalam rekor Liverpool sejak Arne mengambil alih dari Jurgen Klopp dan kemenangan hari Minggu terasa seperti kemenangan yang sangat penting.Â
Tantangan Liverpool dalam meraih mahkota Liga Premier semakin terbuka. Mereka harus membuktikan bahwa The Reds mampu melakukannya melawan tim-tim terbaik seperti Arsenal, Aston Villa, dan Man City di antara lima lawan mereka berikutnya.Â
Laga terdekat Liverpool adalah menghadapi Arsenal di Emirates Stadium London pada Minggu (27/10/24) pekan depan. Ini adalah laga pertaruhan puncak klasemen Premier League.Â
Ada perkembangan positif di lini belakang Liverpool walaupun harus bermain tanpa Allison Becker yang cedera cukup parah. Mereka dengan kuartet bek yang solid penuh percaya diri.Â
Saat ini semakin terlihat bahwa pertahanan mereka semakin kuat, walaupun dengan kiper cadangan Caoimhin Kelleher yang menggantikan posisi Alisson Becker yang cedera.Â
Liverpool juga mampu dengan cepat mengubah pertahanan menjadi serangan. Kombinasi transisi tersebut semakin ideal karena digabung dengan tekanan ala gegen pressingnya Juergen Klopp yang masih menjadi ciri Liverpool.Â