Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukan Sekadar Maulid Nabi

15 September 2024   21:48 Diperbarui: 15 September 2024   22:20 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Nabawi di Madinah (Foto Dokumen Pribadi). 

Setiap tahun pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Hijriyah selalu diperingati sebagai hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi oleh segenap umat Islam di seluruh Dunia. . 

Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam seluruh Dunia terutama setelah wafatnya Rasulullah SAW, sebagai bentuk rasa cinta bagi seluruh umatnya. 

Pada hakekatnya peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi ini harus dipahami sebagai bentuk kecintaan umat yang harus digambarkan dengan perbuatan nyata. 

Peringatan yang setiap tahun hadir bukan hanya sekadar Maulid Nabi yang seremonial tetapi yang utama adalah kembali memperbarui dalam wujud nyata dari semua pemikiran, perbuatan, ucapan dari Rasulullah SAW.  

Sudah ada ribuan hadist yang menggambarkan setiap ucapan dan perbuatan yang pernah dilakukan Rasulullah SAW sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. 

Allah berfirman dalam Al Quran yang menegaskan bahwa Muhammad adalah panutan semua umat manusia. Simak FirmanNya bahwa Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah." (QS. Al Ahzab: 21)

Selain ayat Al Quran tersebut, Rasulullah juga pernah berkata bahwa Beliau diutus Allah semata-mata untuk menyempurnakan Ahlak mulia bagi segenap manusia. 

Berbicara tentang Cinta Rasulullah kepada umatnya. Baginda Nabi tidak pernah diragukan selalu mencintai sepenuh hatinya kepada umatnya. Bahkan saat Malaikat Izrail memohon izinnya untuk mencabut nyawanya, Baginda Nabi selalu ingat kepada umatnya dengan berkata, Umatku, Umatku....

Hal itu menggambarkan bahwa Baginda Rasul membayangkan apa yang terjadi setelah beliau wafat meninggalkan umatnya. Lalu apa yang harus kita lakukan untuk membalas rasa cinta Baginda Rasul? 

Mencintai Baginda Rasul, bukan sekadar memperingati Maulid Nabi, tetapi lebih penting dan utama adalah meneladani sifat-sfiat yang telah dicontohkan kepada kita selama Baginda Rasul menjalani kehidupan sehari-harinya. 

Ada 4 sifat Rasulullah yang bisa dijadikan teladan untuk menjadi pedoman umatnya agar menjadi mahluk yang berahlak mulia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun