Namun akhirnya Qonitah harus puas membawa pulang medali perak usai kalah dua gim langsung, 14-21 20-22, dari wakil China Xiao Zuxian pada final tunggal putri Paralimpiade Paris 2024.Â
Sebenarnya Qonitah tampil percaya diri. Pada awal gim pertama berhasil memimpin dengan meraih poin-poin awal. Tapi Xiao Zuxian bermain lebih solid dan mampu mengoreksi permainan Qonitah yang sering membuat kesalahan sendiri.Â
Wakil China tesebut akhirnya berhasil merebut keunggulan dan memimpin di interval pada gim pertama dengan skor 11-8. Qonitah mencoba bangkit selepas interval dengan mengejar ketinggalannya hingga mendekati skor 13-15.Â
Namun lagi-lagi Xiao Zuxian tampil lebih impresif dengan mengandalkan netting silang yang sulit diatasi. Xiao akhirnya unggul menutup gim pertama dengan skor 21-14.Â
Pada gim kedua Qonitah tidak mengendurkan semangat. Tunggal putri kita ini berhasil merebut sekaligus menjaga keunggulan di poin-poin awal meski dengan jarak yang tipis karena Xiao memberi perlawanan sengit.Â
Qonitah berhasil memperbaiki permainannya dibandingkan babak pertama. Gadis berusia 22 tahun itu banyak memberi smash silang untuk mengatasi strategi lawan yang bermain dengan bola pendek.Â
Cara ini ternyata bisa membuat Qonitah unggul di interval gim kedua. Pemain asal China selalu ulet menghadapi setiap tekanan. Begitu pula Xiao terus berupaya mengurangi kesalahan sendiri dan menempel ketat perolehan poin.Â
Pertarungan ketat pun terjadi antar dua unggulan tersebut sampai akhirnya mereka harus sama-sama mengumpulkan poin pada skor 2-20. Akhirnya mental yang membedakan mereka, Xiao menang 22-20 sekaligus meraih emas Paralimpiade 2024.Â
Sebagai catatan adalah pencapaian Qonitah adalah prestasi tersendiri mengingat atlet asal Kulon Progo, Yogyakarta itu baru pertama kali berkiprah di ajang Dunia seperti Paralimpiade.Â
Prestasi yang diraih dari para badminton ini membuat posisi Indonesia dalam klasemen medali Paralimpiade 2024 melonjak ke peringkat 27 hingga pukul 15:00 WIB.Â