Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

China Berbeda dengan Indonesia, Ketika He Bing Jiao Pensiun Penerusnya Sudah Siap Antre

14 Agustus 2024   17:56 Diperbarui: 15 Agustus 2024   10:49 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
He Bing Jiao menyatakan pensiun dari bulutangis setelah berhasil meraih medali perak Olimpiade Paris 2024 (Foto BWFbadminton.com). 

He Bing Jiao, pebulutangkis asal China, usai berhasil meraih medali perak Olimpiade Paris 2024 menyatakan gantung raket atau pensiun dari semua kegiatan Badminton International. 

Laga terakhirnya, pemain kidal asal China kelahiran tahun 1997 ini bertarung memperebutkan medali emas di final tunggal putri Olimpiade Paris tahun 2024 menghadapi pemain Korea Selatan, An Se young. 

Meskipun He Bing Jiao akhirnya kalah dari unggulan teratas asal Korea Selatan itu, tetapi finis di posisi kedua adalah pencapaian terbesar dalam kariernya di turnamen besar sekaligus meraih medali perak Olimpiade. 

Dari laman resmi BWFbadminton.com (13/8/24), selama karirnya sebagai pemain tunggal putri, He Bing Jiao telah bermain sebanyak 461 laga. Memenangkan 336 laga dan kalah 125 laga.  

Ketika He Bing Jiao berusia 17 tahun adalah pertama kali menjadi terkenal saat dirinya menempati posisi kedua setelah kalah dalam final dari Akane Yamaguchi di Kejuaraan Dunia Junior BWF tahun 2014. 

Pada periode setelah Olimpiade Rio 2016, He Bing Jiao dan Chen Yufei menjadi penerus dari sederet bintang top China yang mulai memudar, seperti Wang Yihan, Wang Shixian dan Li Xuerui. 

Dalam kiprahnya di ajang BWF World Tour, He Bing Jiao mulai menonjol pada awal kariernya dengan kemenangan Japan Open 2016 atas rekan senegaranya Sun Yu dan kemenangan French Open pada tahun yang sama atas Beiwen Zhang. 

Setelah itu memenangkan beberapa gelar lainnya di ajang BWF World Tour lainnya, termasuk Denmark Open dan French Open pada tahun 2022, masing-masing mengalahkan Chen Yu Fei dan Carolina Marin. 

Begitu pula He Bing Jiao sebagai anggota kunci tim China, dirinya menjadi bagian dari tim pemenang Piala Sudirman dan Piala Uber. 

Sedangkan pada prestasi tingkat individu, prestasi terbesarnya adalah di Kejuaraan Dunia dengan meraih medali perunggu pada tahun 2018 dan 2021. 

Puncak karirnya pada ajang Olimpiade Paris 2024, berhasil mempersembahan perak untuk negaranya setelah lolos sebagai finalis. 

Di Paris tahun 2024 itu, dia juga memenangkan hati penggemar badminton di seluruh dunia karena memegang pin Spanyol di podium sebagai penghormatan kepada Carolina Marin, yang mengundurkan diri karena cedera di semifinal lawan dirinya. 

He Bing Jiao saat mengundurkan diri sebagai pemain bulutangkis International berada pada peringkat 7 Dunia BWF. 

Usai dirinya pensiun dari kiprahnya di dunia bulutangkis International, tidak membuat skuad China kehilangan pemain berkualitas yang mereka miliki. 

China selalu siap dengan regenerasi pemain pada setiap dekadenya. Setelah He Bing Jiao masih ada Chen Yufei kelahiran 1998, artinya dalam Olimpiade Los Angeles 2028, Chen Yufei sudah berusia 30 tahun. 

Tidak masalah baginya asal bisa menjaga kebugaran dan disiplin menerapkan latihan yang intens dalam hal stamina dengan program yang terukur. 

Chen Yufei saat ini selain paling senior, dia juga memiliki ranking 2 Dunia BWF, tertinggi dari pemain-pemain China lainnya. 

Masih ada Wang Zhi yi yang berusia 24 tahun pada peringkat 6 Dunia BWF dan Han Yue berusia 25 tahun seangkatan dengan Gregoria Mariska Tunjung, memiliki raking 8 Dunia BWF. 

Tiga pemain China ini ada pada posisi top ten ranking Dunia yang tetap berpeluang meraih peringkat tinggi untuk lolos ke Olimpiade Los Angeles 2028. 

Selama ini harus diakui bahwa China tidak pernah kehabisan talenta-talenta pebulutangkis putri mereka. Regenerasi mereka sangat baik dan mulus.  

Sedangkan Indonesia tersendat dalam melahirkan pemain-pemain pelapis untuk mendampingi Gregoria Mariska Tunjung. Tidak ada satupun pemain putri Indonesia yang masuk dalam top ten selain Gregoria. 

Peringkat tertinggi berikutnya setalah Grgeoria adalah Ester Nurumi ada di posisi ranking 22 Dunia BWF. 

Diluar Ester, mereka ada pada peringkat di atas ranking 30 Dunia seperti Putri Kusuma Wardani ranking 33 Dunia BWF dan Komang Ayu pada posisi ranking 39.  

Selamat jalan He Bing Jiao. Para Badminton Lovers pasti merindukannya dari sosok pemain kidal yang berpenampilan cool dan tidak banyak bicara. 

Salam badminton @hensa17.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun