Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Gregoria Vs Intanon, Pertemuan ke-10 yang Bermakna Sejarah

2 Agustus 2024   21:00 Diperbarui: 3 Agustus 2024   04:52 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perpisahan mengharukan usai laga mereka, Intanon dan Tai Tzu ying berpelukan (Foto BWFbadminton.com). 

Gregoria Mariska Tunjung dan Ratchanok Intanon saling berhadapan pada babak perempat final Olimpiade Paris 2024 sebagai momen yang penuh dengan makna sejarah bagi keduanya. 

Laga tersebut adalah pertemuan ke-10 bagi kedua pemain, berlangsung pada hari Sabtu (3/8/24) mulai pukul 14.30 WIB di Porte de la Chapelle Arena, Paris. 

Makna Sejarah bagi Gregoria Mariska Tunjung

Jorji, panggilan akrab Gregoria Mariska berhasil lolos keperempat final setelah menyingkirkan pemain Korea Selatan Kim Ga Eun di babak 16 besar dengan rubber games, 21-4,8-21 dan 23-21. 

Kemenangan tersebut membuat dara asal Wonogiri berusia 24 tahun ini menambah catatan statistik pertemuannya dengan Kim Ga Eun menjadi 9-0 dalam rekor pertemuan dengan wakil Korea Selatan itu. 

Pertemuan pertama Jorji dan Kim pada level yunior terjadi pada tahun 2016. Mereka baru bersaing dalam level senior mulai terjadi pada tahun 2019. 

Melihat catatan BWFbadminton.com (2/8/24), dari sembilan pertemuan di antara kedua pemain, enam laga di antaranya berlangsung ketat hingga tiga gim. 

Termasuk laga mereka di babak 16 besar Olimpiade Paris 2024 yang berlangsung dengan durasi selama 55 menit. Namun catatan tersebut bukan yang terlama. 

Rekor waktu pertandingan terlama antara Jorji dan Kim terjadi di ajang BWF World Tour Finals tahun 2023 yang berlangsung selama 63 menit. 

Sementara durasi tersingkat duel antara kedua pemain tunggal putri itu terjadi dalam laga Malaysia Masters 2022 yang berlangsung 25 menit. 

Gregoria Mariska Tunjung sudah dua kali tampil di Olimpiade yaitu di Tokyo tahun 2021 dan di Paris tahun 2024. Debut di pesta olahraga terbesar ini terjadi tiga tahun yang lalu di Tokyo. 

Pencapaian Jorji sebagai satu-satunya wakil Indonesia yang mampu menembus babak perempat final, sudah melampaui catatannya di Olimpiade Tokyo 2020 yang hanya sampai babak 16 besar karena tersingkir oleh Intanon. 

Sehingga apapun yang terjadi nanti di babak perempat final dalam laga antara Jorji dan Intanon, sudah menjadi catatan tersendiri bagi pemain putri Indonesia tersebut. 

Namun seandainya Jorji berhasil membawa pulang medali dari Olimpiade Paris 2024, maka juara dunia junior 2017 itu mengikuti jejak Susi Susanti (medali emas 1992), Mia Audina (medali perak 1996), dan Maria Kristin (medali perunggu 2008). 

Dengan pencapaian saat ini dimana Jorji lolos ke perempat final, maka hal itu sudah menyamai prestasi Susi Susanti, Mia Audina, dan Maria Kristin yang saat itu juga lolos ke perempat final. 

Dalam catatan sejarah Olimpiade, empat kali wakil tunggal putri Indonesia gagal lolos ke babak perempat final. Hal itu terjadi pada Olimpiade edisi tahun 2000, 2012, 2016, dan 2020. Bahkan pada tahun 2004 tidak ada wakil tunggal putri Indonesia di Olimpiade.

Makna Sejarah bagi Ratchanok Intanon 

Sementara itu Ratchanok Intanon menumbangkan unggulan ke-3 tunggal putri asal Chinese Taipei, Tai Tzu ying dengan dua gim langsung 21-19 dan 21-15.  

Dengan kemenangan ini Intanon keluar sebagai juara grup E yang mendapatkan bye pada babak 16 besar sehingga cukup menunggu pemenang dari laga juara grup G (Gregoria Mariska) dan H (Kim Ga Eun).  

Ketika keduanya berhadapan pada babak perempat final Olimpiade Paris 2024, maka mereka telah mencatatkan momen-momen penting dalam sejarah karir bulutangkis bagi kedua pemain. 

Baik Jorji maupun Intanon adalah satu-satunya wakil yang tersisa dari negara mereka yang masih memiliki asa untuk merebut medali Olimpiade. 

Kedua pemain ini juga pernah berhadapan dalam ajang Olimpiade Tokyo 2020 yang berlangsung tahun 2021. Saat itu Intanon menyingkirkan Gregoria Mariska di babak 16 besar dengan skor 21-12 dan 21-19. 

Tentu saja momen ini bagi Jorji adalah saat yang tepat untuk membalas kekalahannya ketika bertemu di Olimpiade Tokyo tahun 2021 yang lalu. 

Bagi Intanon momen Olimpiade Paris 2024 ini bisa jadi merupakan momen terakhirnya mengikuti ajang Dunia tersebut mengingat empat tahun ke depan belum tentu dirinya memiliki kepastian bisa kembali berpastisipasi karena pertimbangan usia. 

Untuk itu bagi Intanon babak perempat final ini akan dijadikan momen kemenangan untuk meraih medali sekaligus bisa dijadikan catatan sejarah sebagai puncak dari karir bulutangkisnya. 

Intanon pasti termotivasi dengan tekad kuat untuk memenangkan laga perempat final menghadapi Jorji pada pertemuan mereka tersebut. 

Perpisahan mengharukan usai laga mereka, Intanon dan Tai Tzu ying berpelukan (Foto BWFbadminton.com). 
Perpisahan mengharukan usai laga mereka, Intanon dan Tai Tzu ying berpelukan (Foto BWFbadminton.com). 

Kemenangannya  atas Tai Tzu Ying menjadi gambaran nyata bahwa sosok tunggal putri Thailand ini semakin siap menghadapi laga lawan Gregoria Mariska. 

Apalagi catatan pertemuannya lebih berpihak kepada Intanon dengan skor 8-1 untuk kemenangan pemain putri Thailand tersebut. Jorji hanya sekali menang pada ajang Piala Uber 2024. 

Gregoria Mariska Tunjung bertemu Ratchanok Intanon dalam duel mereka yang ke-10 kalinya dengan membawa makna sejarah dari karir bulutangkis mereka. Mari kita menjadi saksi duel tersebut demi meraih medali Olimpiade. Selamat berjuang Jorji. 

Salam badminton @hensa17. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun