Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Novel KAPV Dikeroyok oleh 33 Kompasianer

12 Juli 2024   07:53 Diperbarui: 12 Juli 2024   09:43 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel yang ditulis oleh 33 Kompasianer Sumber Dok Acek Rudy

Novel bareng itu akhirnya terbit juga. Tidak terbayangkan pada awalnya bisa menulis bareng dengan 33 penulis yang berbeda karakter baik dari segi pemikiran maupun latar belakang mereka yang berbeda yang ada di Kompasiana. 

Tidak semua dari penulis-penulis itu adalah sosok yang bermain di kanal Fiksiana yang sangat akrab dengan cerpen dan novel. Namun banyak diantara mereka adalah penulis opini dari kanal lain seperti olah raga, iptek, politik, sosial dan Humaniora. 

Daeng Khrisna Pabichara mengawali bab pertama yang menjadi pegangan kemana arah cerita dari novel ini. Bab inilah yang kemudian dikembangkan oleh para penulis lainnya. 

Blog Secangkir Kopi Bersama, Eskaber, yang menjadi wadah dalam menggagas menulis novel keroyokan ini dengan inisiatif dari sosok Kompasianer Widz Stoops yang akrab dipanggil Mbak Widz. 

Maka mulailah hari demi hari para penulis menuangkan segala kreativitas idenya dalam menggarap novel keroyokan ini. 

Sosok Daeng Khrisna menjadi "Kuncen" yang setia mengawasi setiap karya para penulis yang mengeroyok novel ini. 

Kalau dalam sepak bola Daeng Khrisna ini ibarat pelatih sekaliber Pep Gurdiola yang mengasuh para super star seperti Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, Neymar, Kylian Mbappe dalam sebuah klub top dunia. 

Mungkin klub sepak bola itu seperti Barcelona atau Real Madrid, mungkin juga Liverpool, Manchester City atau Manchester United. Intinya sosok pelatih yang mampu mengelola para super star. 

Novel ini sudah terbit tapi belum beredar. Sebagai bocoran saja bab pertama judulnya adalah Meneguk Kopi Pahit dan bab penutupnya adalah Takdir Kapak Algojo. 

Itu adalah dua bab sebagai kunci dari novel ini yang ditulis oleh Daeng Khrisna sekaligus menjadi gambaran dari isi novel secara keseluruhan.  

Tokoh sentral novel adalah Segara Ananda Sangguraja. Sosok ini saat berumur 4 tahun menyaksikan sendiri bagaimana ayahnya dipenggal kepalanya dengan sebuah kapak yang dicuri dari Museum Markisches Berlin. 

Pelaku keji dan kejam itu adalah Craen Mark  yang dulunya bernama Karaeng Maradia. Mark kabur ke Berlin dari Makasar karena lamarannya kepada Ibu Segara ditolak oleh Sang Kakek. 

Mark kabur dengan membawa dendam yang baru saja tuntas dengan memenggal kepala Ayah Segara dan tragisnya harus disaksikan oleh Segara yang baru berumur 4 tahun saat itu. 

Awal cerita dari bab  pertama ini saja sudah membuat penulis berikutnya mumet harus melanjutkan kemana cerita ini. 

Apalagi penulis-penulis setelahnya pasti semakin buntu ketika cerita yang terjadi semakin liar arahnya. 

Daeng Khrisna benar-benar kerja keras harus memantau para pemain asuhannya dalam skuad Barcelona agar tetap bisa bermain sesuai target untuk mencetak gol hahahaha. 

Bukan perkara gampag tugas yang diemban oleh Daeng Khrisna agar arah cerita tetap mengarah lurus pada jalur menuju satu titik. 

Namun Beliau adalah sosok yang sudah teruji dalam hal sunting menyunting naskah yang sudah ratusan naskah berhasil disunting dengan sukses. 

Sangat menarik dalam novel ini ketika Segara berhasil menuntaskan dendamnya dengan cara yang elegan yaitu membiarkan Craen Mark menjadi gila dengan mendekam di Rumah Sakit Gila selamanya. 

Saya merasa terhormat turut menjadi bagian sebagai penulis dalam novel ini padahal kemampuan saya sangat minim dalam merangkai kalimat-kalimat untuk sebuah novel. 

Ucapan terima kasih saya haturkan kepada blog Eskaber, Mbak Widz, Daeng Khrisna Pabichara, Acek Rudy dan semua penulis yang bahu membahu menggarap novel ini sampai tuntas. 

Pesan untuk para pembaca dan Kompasianer yang gemar novel, milikilah novel ini dengan satu alasan bahwa novel ini berbeda dengan novel-novel yang sudah terbit. Belum ada novel dengan jumlah penulis sebanyak ini.  

Ibarat gado-gado yang terdiri dari bermacam bumbu dan sayuran tetapi menghasilkan rasa yang lezat untuk dinikmati.

Salam literasi @hensa17. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun