Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Wukuf di Arafah, Cerita Haji yang Tak Lekang oleh Waktu

15 Juni 2024   13:56 Diperbarui: 15 Juni 2024   14:13 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Big Jamaroh untuk melempar jumroh aqobah (Foto Dokpri). 

Kami yang harusnya berangkat bersama Kloter Gelombang Pertama, tertunda sehingga harus berangkat mengikuti jadwal Gelombang Kedua. 

Kloter (Kelompok Terbang) pada gelombang pertama semuanya mendarat untuk pertama kalinya di Kota Madinah untuk melakukan ibadah Arbain selama 8 hari. Baru pada hari ke-9 mereka menuju Mekkah. 

Kegiatan Arbain adalah kegiatan ibadah Sholat 5 waktu berjamaah di Masjid Nabawi. Itulah sebabnya dinamakan Arbain yang artinya 4o maksudnya sholat 5 waktu berjamaah di Masjid Nabawi sebanyak 40 kali. 

Untuk gelombang kedua, semua kloter langsung menuju Mekkah kemudian saat itu juga menjalani ibadah umrah wajib di Masjidil Haram. Prosesi ihram dilakukan di Bandara Jeddah. 

Alhamdulillah semua berjalan lancar. Hikmah dari terlambatnya visa sehingga masuk ke dalam rombongan gelombang kedua yaitu mendapat hotel yang dekat dengan Jamaroh, tempat melempar jumroh yang hanya 1 km dari hotel. 

Sumber Foto Dokpri
Sumber Foto Dokpri

Foto Dokpri 
Foto Dokpri 

Foto Dokpri
Foto Dokpri

Foto Dokpri
Foto Dokpri

Tempat melempar Jumroh yang hanya berjarak 1 km dari Hotel tempat kami menginap sehingga kami bisa melihat-lihat area Jamaroh dengan leluasa. 

Keuntungan melihat dengan mengunjungi medan untuk melempar jumroh, membuat kami dengan mudah melalui fase melempar jumroh aqobah pada hari 10 Zulhijah pada dini hari tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun