Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Waspada dengan Jebakan Kenikmatan

17 Mei 2024   03:36 Diperbarui: 17 Mei 2024   04:15 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waspada dengan jebakan kenikmatan. Maksudnya apa? Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat banyak orang-orang yang bertambah kaya raya padahal mereka tidak pernah beribadah. 

Sementara itu mereka yang ahli beribadah namun tetap saja tidak pernah berubah nasib dan serba kekurangan dalam kehidupan sehari-harinya. 

Dengan kondisi seperti itu timbul pertanyaan, kenapa orang yang tidak taat kepada Allah, mereka justru rezekinya berlimpah dengan harta berkecukupan sementara mereka yang taat, tetap miskin tidak mampu dan serba kekurangan. 

Dalam ilmu agama keadaan seperti itu dinamakan Istidraj yang berarti kenikmatan materi yang diberikan Allah kepada mereka yang secara lahir semakin bertambah dan terus bertambah. 

Namun mereka menerima kenikmatan yang bersifat batin semakin berkurang atau akhirnya dicabut Allah seluruhnya, sementara mereka tidak menyadarinya. 

Istidraj itu berasal dari kata "istadraja-yastadriju-istidrjan" yang berakar dari kata "daraja" yang secara bahasa memiliki arti bebas yaitu tangga, meningkat, sedikit demi sedikit, tahap demi tahap, atau perlahan- lahan. 

Menurut Al Quran dalam Surat Al-An'am ayat 44 menjelaskan bahwa Istidraj memiliki makna dikeluarkannya mereka dari garis lurus kebenaran tanpa mereka sadari. 

Allah SWT memperlakukan apa yang dikehendakiNya, dibukakan segala pintu kenikmatan dan kesenangan hingga orang tersebut lupa diri dan semakin kufur dari rasa syukur. 

Mereka itu adalah orang-orang yang sudah mati hatinya karena membatu sehingga sangat sulit untuk menerima kebenaran dan hidayahNya. 

Oleh karena itu, mereka adalah orang-orang yang sesat yang tidak merasa bersedih meninggalkan ketaatan mereka kepada Allah. 

Begitu pula mereka itu tidak akan pernah menyesal dengan segala kemaksiatan yang terus mereka lakukan secara terus menerus. 

Namun Allah sengaja membiarkan mereka tetap bergelimang dalam kenikmatan dan serba kecukupan sehingga mereka terlena. 

Sungguh sangat memprihatinkan bagi orang-orang yang ditimpa istidraj. Mereka menjadi lupa bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah. Mereka gemar melakukan kemaksiatan tanpa merasa berdosa. 

Bagi siapa saja yang saat ini sedang diliputi kebahagiaan. Sedang merasakan rezeki yang lancar, kenaikan jabatan. Jangan lupa untuk bersyukur atas semua pemberian Allah tersebut. 

Bagi kita, harus tetap waspada dengan berbagai kenikmatan yang bisa membuat kita terlena dan lupa bersyukur. Harus tetap berhati-hati dengan keadaan seperti mereka yang ditimpa Istidraj. 

Mereka yang ditmpa istidraj dapat dikenali yaitu mereka selalu menerima kenikmatan terus bertambah, tapi ketaatannya kepada Allah semakin menurun. 

Mereka juga selalu mendapat kemudahan dalam kehidupan, meskipun mereka terus menerus melakukan maksiat. Rezeki mereka selalu bertambah, meskipun mereka tetap lalai dalam ibadah kepada Allah. 

Mereka juga semakin kaya raya dengan harta berlimpah, tetapi mereka justru semakin kikir untuk berbagi kepada sesama. Mereka jarang sakit, tetapi mereka kerap berlaku sombong bukannya bersyukur atas karunia sehat yang mereka alami. 

Kita harus tetap waspada dengan bahaya istidraj ini. Sosok  sahabat Rasulullah, Umar bin Khattab sampai-sampai berdoa, Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari bahaya menjadi seorang "mustadraj" yaitu orang-orang yang ditarik dengan berangsur-angsur ke arah kebinasaan. 

Mari kita telaah dalam Al-Qur'an Allah mengingatkan: 

"Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur ke arah kebinasaan, dengan cara yang tidak mereka ketahui. Dan Aku akan memberikan tenggang waktu kepada mereka. Sungguh, rencanaKu sangat teguh" (QS Al-'Araf : 182-183). 

Semoga Allah selalu memberikan perlindungan kepada kita agar tetap menjadi hamba-hambaNya yang selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikanNya. Aamiin. 

Hanya sekedar berbagi. Semoga bermanfaat untuk kita semua. 

Salam bahagia @hensa17. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun