Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Inilah Amalan yang Disukai Allah

13 April 2024   01:20 Diperbarui: 13 April 2024   02:45 990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto by Pixabay

Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda bahwa amalan yang paling disukai oleh Allah ialah yang istiqomah yaitu amalan yang dilakukan secara terus-menerus meskipun sedikit. Hadits itu riwayat dari Bukhari dan Muslim. 

Amalan yang istiqomah ini adalah amalan yang sangat tepat diterapkan bagi kita yang baru saja rampung menunaikan ibadah puasa. 

Kita bisa meneladani apa yang dilakukan Rasulullah. Jika beliau mengerjakan amal kebaikan, maka beliau akan merutinkannya. Demikian sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim. 

Seusai Ramadan ini, kita banyak ditempa dengan latihan rutin setiap hari selama sebulan untuk memperoleh keberkahan. Ramadan telah menjadikan setiap individu menjadi lebih baik. Lebih pandai menahan diri, sabar dan tawakkal. 

Pada saat Ramadan tersebut, umat Islam berlomba-lomba untuk meningkatkan ibadah selain ibadah wajib puasa. Saat Ramadan juga adalah momen tepat dalam peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah kita. 

Bagi penulis pribadi pada  usia yang sudah lansia ini tentu saja amalan kebaikan yang dilakukan pada bulan Ramadan adalah pencapaian yang sangat melegakan. 

Sebagai contoh adalah amalan membaca Al-Qur'an, bangun di malam hari untuk mendirikan sholat tahajud, beriktikaf, melakukan banyak kegiatan sosial dengan aktif dalam kegiatan sedekah. 

Maka sangat disayangkan, jika semua amalan ibadah tersebut tidak mampu dipertahankan. Mempertahankan semua amalan baik seperti dikerjakan dalam bulan Ramadan adalah upaya yang mengikuti perilaku Rasulullah seperti hadits yang tersebut  di atas. 

Merutinkan (Istiqomah) semua pencapaian selama Ramadan adalah perilaku Rasulullah yang patut diteladani. 

Pada saat memasuki bulan Syawal sebaiknya kita tetap menjalani amalan ibadah yang menjadi kebiasaan kita seperti selama Ramadan baik dari segi kualitas maupun segi kuantitas. 

Satu hal yang kerap kali kita lupa adalah tujuan berpuasa itu apa? 

Melakukan amalan puasa adalah semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah. Puasa adalah perjanjian antara hamba dengan Allah. 

Oleh karena itu semua amalan ibadah tersebut harus dilandasi dengan keikhlasan dan diniatkan hanya untuk mengabdi kepada Allah. 

Tujuan akhir bagi orang yang berpuasa adalah menjadi orang yang bertaqwa yaitu orang - orang yang senantiasa menjalankan perintah Allah, dan menjauhi segala laranganNya. Itulah karakter orang bertaqwa. 

Selain itu orang yang bertaqwa adalah bahwa dirinya selalu merasa khawatir apakah puasa yang dilakukan diterima atau tidak. 

Dengan kekhawatiran itulah sehingga menjadikan kita selalu ingat kepada Allah dan senantiasa berhati-hati dalam menjalani setiap perbuatan. 

Mengingat dan dzikir kepada Allah adalah salah satu karakter orang yang bertaqwa. Namun melaksanakan ibadah puasa sampai bisa mencapai derajat orang yang bertaqwa tidaklah mudah. 

Hal itu artinya jika kita hanya menjalankan ibadah selama bulan Ramadan saja, maka tidaklah cukup untuk bisa mencapai derajat orang yang bertaqwa. Masih banyak proses berikutnya yang tidak kalah penuh dengan tantangan. 

Proses itu adalah kesinambungan segala amal ibadah yang sudah dilakukan selama Ramadan. Inilah amalan-amalan yang dijadikan rutinitas keseharian setelah usai Ramadan. Istiqomah dalam melakukan ibadah adalah amalan yang disukai oleh Allah. 

Pada bulan syawal ini adalah makna tersirat ibadah istiqomah yaitu dengan adanya puasa-puasa sunnah di bulan Syawal selama 6 hari. Kita simak sebuah hadits di bawah ini. 

"Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadan, kemudian mengikutkannya enam hari di bulan syawal, maka dia akan mendapat pahala seperti berpuasa setahun penuh." (HR. Muslim). 

Namun bukan hanya amalan berpuasa sunah selama enam hari di bulan Syawal tetapi juga yang perlu dipertahankan dengan baik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan hawa nafsu dan penyakit hati yang kerap hadir dalam diri kita. 

Penyakit hati itu seperti sombong, iri, dengki, hasad. Selama bulan Ramadan kita berhasil mengendalikannya dengan baik penyakit-penyakit hati tersebut. 

Sebagai indikator yang jelas dapat kita rasakan bahwa segala amal ibadah kita diterima Allah adalah kita semakin mudah melakukan ibadah-ibadah seperti kita lakukan pada saat bulan Ramadan. 

Amalan-amalan istiqomah tersebut berkat Ridho, Taufik dan HidayahNy semata.  Maha Suci Allah.Semoga kita termasuk ke dalam hamba-hambaNya yang selalu Istiqomah dalam beribadah kepada Allah seusai Ramadan ini. 

Salam Lebaran @hensa17. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun