Berikutnya adalah tingkatan hama Allah yang menghidupkan Lailatul Qadar dengan dzikir.Â
Sedangkan tingkatan paling bawah adalah hamba Allah yang hanya melaksanakan salat Isya dan Subuh secara berjamaah.Â
Apapun yang kita kerjakan dalam beribadah kepad Allah pada malam lailatul qadar semuanya hanya berharap pahala dari Nya.Â
Rasulullah bersabda dalam sebuah haditsnya bahwa barang siapa yang salat pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan harapan untuk meraih pahala, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
Hadits riwayat Bukhari Muslim tersebut di atas memberikan gambaran bahwa keutamaan pada malam lailatul qodar adalah beribadah dengan mengisi kegiatan salat, membaca Al Qur'an, berdoa, itikaf dan aktivitas ibadah lainnya.Â
Dalam menghidupkan malam Lailatul Qodar ada empat derajat bagi mereka yang melakukan salat lailatul qadar. Derajat tertinggi adalah mereka yang melakukan salat sepanjang malam.Â
Berikutnya mereka yang hanya salat awal malam dan salat pada akhir malam semampunya. Ada juga hamba yang melakukan salat pada akhir malam saja atau yang mengerjakan salat pada awal malam yaitu usai salat Isya.Â
Dari tingkatan tersebut yang paling sempurna adalah hamba Allah yang melakukan ibadah dengan mengisi malam pada 10 akhir Ramadan dengan mengerjakan salat, membaca Al Qur'an, berdoa dan itikaf di masjid.Â
Rasulullah selalu menyambut malam lailatul qadar dengan memperbanyak ibadah dan berdzikir kepada Allah SWT pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.Â
Tercatat jelas dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW ketika memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadan memilih fokus beribadah, mengisi malamnya dengan dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut beribadah.Â
Semoga kita termasuk ke dalam hamba Allah yang bisa meraih Lailatul Qadar yaitu momen penuh dengan ampunan Allah saat kita beribadah hanya berharap RidhoNya. Aamiin.Â