Media sosial-medsos, saat ini sudah menjadi gaya hidup bagi sebagian masyarakat terutama mereka yang sudah melek teknologi dengan ponsel cerdasnya.Â
Penulis yang termasuk generasi Baby Boomers yaitu kelompok generasi yang lahir dalam periode tahun 1946 hingga tahun 196o, mungkin tidak termasuk orang-orang yang familiar dengan media sosial masa kini.Â
Namun hanya mengandalkan autodidak untuk mengenal media sosial kekinian, akhirnya penulis juga sedikit banyak memampukan diri untuk mengenal lebih dalam instrumen medsos seperti Facebook, Instagram, Twitter-X, Tiktok, dan Youtube.Â
Kehadiran medsos di sekitar kita tidak bisa dihindari karena kemajuan teknonogi tidak bisa dibendung. Hanya saja jika waktu banyak kita habiskan di media sosial maka perlu dipikirkan bagaimana mencoba untuk membatasi.Â
Bahkan waktu bersama medsos seolah telah menjadi roller coaster emosional yang penuh dengan perbandingan, perfeksionisme , dan opini yang tidak diinginkan.Â
Berselancar di medsos begitu aktif melakukan interaksi dan melakukan debat terbuka penuh dengan emosi yang tidak terkendali. Mungkin inilah saatnya untuk istirahat dan berpuasa dari medsos.Â
Seorang Psikolog bernama Adam Borland, PSy.D, mengemukakan tanda-tanda apa saja yang mengindikasikan bahwa kita harus puasa dari medsos.Â
Pakar tersebut menjelaskan seperti dirilis, Health.clevelandclinic.org (15/3/24). Beberapa indikasi kita harus puasa dari medsos :Â
Medsos sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Kita tanpa berpikir panjang memeriksa aplikasi seolah sudah tanpa sadar karena sudah menjadi rutinitas.Â
Seperti sudah melakukan autopilot, seolah-olah ibu jari kita punya pikirannya sendiri, demikian kata Dr. Borland mengilustrasikan. Ini adalah indikasi saatnya sudah mulai puasa medsos.Â
Ketika kita berselancar di media online kemudian membuat kesal dengan semua yang kita lihat, maka sudah saatnya untuk berpuasa dari medsos. Rasa kesal itu hanya membuat diri kita semakin tidak nyaman.Â