Tradisi "munggahan" adalah sebuah tradisi lama yang ada dalam masyarakat Sunda untuk menyambut bulan Ramadan. Munggahan sendiri artinya meningkat.Â
Munggahan berasal dari kata "unggah" artinya naik kemudian diberikan awalan "mu" dan akhiran "an" sehingga menjadi kata "munggahan" yang artinya meningkat.Â
Kata 'munggahan' itu sendiri memiliki arti filosofi yang dikaitkan dengan bulan Ramadan. Merupakan bulan yang menjadi momen tepat untuk meningkatkan kualitas iman kita menuju insan bertaqwa.Â
Munggahan selama ini hanya dikesankan sebagai acara makan bersama, hura-hura menghabiskan waktu untuk menyantap makanan karena esoknya sudah mau puasa.Â
Namun sesungguhnya munggahan yang dilakukakan orang-orang terdahulu adalah melakukan kegiatan-kegiatan yang lebih berbobot dari hanya sekedar makan bersama.Â
Misalnya bersilaturohim kepada sanak saudara untuk saling memaafkan. Memohon maaf kepada kedua orang tua untuk mereka yang masih memiliki orang tua.Â
Jika orang tua sudah meninggal, maka berziarah ke makam orang tua dan sanak saudara yang sudah mendahului pulang ke HaribaanNya.Â
Berziarah untuk mendoakan mereka agar mendapatkan perlindungan selama menjalani kehidupan di Alam Barzah atau Alam Kubur.Â
Begitu juga melakukan kegiatan mandi sebagai wujud membersihkan diri secara fisik dalam menyambut bulan penuh berkah, Ramadan yang sangat dirindukan.Â
Melakukan bersih-bersih rumah, membersihkan Masjid, Musholla. Mencuci karpet-karpet Masjid yang akan digunakan untuk kegiatan sholat di bulan Ramadan.Â
Tradisi saling maaf memaafkan yang merupakan bagian dari tradisi munggahan saat ini tidak saja dilakukan dengan silaturohim langsung tetapi juga bisa menggunakan media sosial.Â
Kemajuan teknologi informasi telah membuat jarak semakin dekat tanpa sekat dan tanpa kendala apapun.Â
Banyak di antara kita yang mungkin tidak sempat datang langsung menemui orang tua mereka karena kesibukan pekerjaan.Â
Kini mereka bisa melakukan video call melalui ponsel pintar, untuk saling mengungkapkan permintaan maaf kepada orang-orang tercinta. Teknologi yang semakin maju saat ini bisa dilakukan secara langsung tanpa kendala jarak.Â
Jika saat ini acara munggahan dengan mengadakan kegiatan makan bersama, maka  pada intinya dalam acara tersebut tetap diisi dengan saling maaf memaafkan sesama saudara atau kerabat dan sahabat.Â
Acara munggahan juga dilakukan dengan mengadakan Munggahan Fest, seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Cimahi.Â
Dari laman resmi Cimahikota.go.id (14/3/24), kegiatan ini dilakukan dengan beberapa rangkaian. Mulai dari promosi pasar rakyat yang dikelola pemerintah untuk meningkatkan daya saing pasar rakyat sampai dengan bazar murah.Â
Begitu juga bazar murah dengan menyediakan bahan-bahan kebutuhan dalam menyambut Ramadan, bahan pokok beras terutama.Â
Bekerjasama dengan Bulog Cabang Bandung, Munggahan Fest menyediakan penjualan beras SPHP untuk masyarakat sebanyak 10 ton yang dijual dengan harga relatif murah.Â
Dalam Bazar itu juga tersedia wisata kuliner untuk mendorong pemberdayaan UKM kuliner di Kota Cimahi sebagai pemberdayaan bisnis kuliner setempat.Â
Masyarakat di sekitanya bisa belanja pada pelaku UKM guna meningkatkan daya saing pasar tradisional setempat.Â
Kegiatan tradisi munggahan dalam menyambut bulan Ramadan sangat semarak sebagai tanda rasa gembira umat Islam menyambut bulan Ramadan.Â
Semoga puasa kita semakin meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita dalam RidhoNya. Aamiin.Â
Salam @hensa17. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H