Berpuasa itu menahan diri dari mulai terbit fajar pagi hari hingga terbenam Matahari pada sore hari. Atau dari waktu setelah Subuh hingga waktu Maghrib. Menahan diri dari apa?Â
Menurut definisi yang paling sederhana puasa adalah menahan diri dari minum dan makan dan segala yang membatalkan puasa selama satu hari penuh, semata-mata hanya mengharap Ridho Allah.Â
Sedangkan puasa dalam arti lebih dalam adalah selain menahan diri dari minum dan makan, juga menahan diri dari berhubungan suami istri, berbicara  kotor, membicarakan kejelekan orang lain dan melatih kesabaran.Â
Semua itu hanya berdasarkan kepada harapan Ridho Allah semata. Tidak berdasarkan kepentingan lainnya.Â
Oleh karena itu berpuasanya seorang hamba memiliki tingkatan-tingkatan berdasarkan kualitas dari cara berpuasa mereka.Â
Hal ini karena ibadah puasa itu merupakan ibadah yang khusus dan istimewa di hadapan Allah SWT.Â
Mari kita simak bagaimana tingkatan-tingkatan orang yang berpuasa menurut ajaran dari Rasulullah SAW.Â
Pertama adalah Tingkatan Puasa yang paling bawah adalah berpuasanya orang-orang awam.Â
Puasa orang awam ini adalah cara berpuasa dengan sekedar menahan diri dari makan dan minum tetapi tidak mampu menahan diri dari perbuatan makruh seperti bergunjing.Â
Tingkatan cara berpuasa seperti ini mungkin banyak di antara kita termasuk saya. Hal  itu berarti cara berpuasanya masih perlu ditingkatkan.Â
Kedua adalah Tingkatan Puasa lebih tinggi yaitu berpuasanya orang-orang khusus.Â
Puasa  orang-orang khusus ini adalah mereka yang berpuasa dengan cara menahan diri selain dari menahan diri dari makan dan minum, juga mereka mampu menahan diri dari perbuatan tidak terpuji seperti bergunjing, berkata kasar.Â
Berpuasanya orang khusus ini  memiliki kemampuan mencegah pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki dan anggota badan lainnya dari perbuatan dosa. Termasuk mampu mencegah dari hal-hal yang membatalkan puasa.Â