Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jelang Final Piala Asia 2023, Kunci Kemenangan Jordania atas Korea Selatan Jadi Senjata Lawan Qatar

10 Februari 2024   05:12 Diperbarui: 10 Februari 2024   05:15 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Jordania, Husein Amouta berhasil menang atas Korea Selatan di semi final Piala Asia 2023 (Foto Reuters/Ibraheem Al Omari). 

Piala Asia 2023 yang berlangsung di Qatar sudah memasuki babak semi final. Empat tim berebut dua tiket ke babak final. Mereka adalah Jordania lawan Korea Selatan dan Qatar lawan Iran. 

Laga semi final pertama berlangsung di Stadion Ahmad bin Ali, Al Rayyan, Selasa (6/2/24), Jordania dalam laga tersebut berhasil menggulung Korea Selatan dengan skor 2-0. 

Pada laga semi final lainnya, Qatar berhasil menang 3-2 atas Iran yang diwarnai dengan sebuah kartu merah untuk pemain Iran. 

Laga final berlangsung Sabtu (10/2/24) di Stadion Lusail  yang berkapasitas sekitar 80 ribu penonton, kick off mulai pukul 22.00 WIB. Jordania menantang Juara bertahan Qatar.

Dalam laga melawan Korea Selatan, gol- gol Jordania dicetak oleh Yazan Al Naimat pada menit ke-53 dan Musa Al Taamari pada menit ke-66. 

Kemenangan ini membuat Jordania berhasil lolos ke final Piala Asia 2023 untuk pertama kalinya dalam sejarah sepa bola mereka. 

Dari catatan sejarah Piala Asia, kiprah Jordania berhasil lolos ke putaran final Piala Asia sebanyak 5 kali yaitu pada edisi tahun 2004, 2011, 2015, 2019 dan 2023. 

Pada dua edisi perdananya yaitu tahun 2004 dan 2011, Jordania berhasil mencapai prestasi gemilang yaitu melaju hingga babak perempat final. 

Namun pada Piala Asia edisi tahun 2015, Jordania tersingkir lebih awal di fase grup. Sedangkan, pada Piala Asia tahun 2019, skuad dengan julkan The Chivalrous ini harus terhenti di babak 16 besar. 

Pencapaian Jordania lolos ke final pada edisi Piala Asia tahun 2024 ini merupakan prestasi terbaiknya dalam sejarah sepak bola mereka. Apalagi mereka berhasil menyingkirkan Korea Selatan, salah satu kandidat juara. 

Kemenangan ini merupakan kejutan karena banyak yang mengunggulkan Korea Selatan yang lolos ke final. Kedua tim ini pada babak fase grup juga pernah bertemu dengan hasil imbang. 

Melihat performa kedua tim dalam laga tersebut, Korea Selatan lebih mendominasi permainan. Mereka menguasai persentase bola hingga 70 persen. Pada babak pertama saja Korsel memegang kepemilikan 60 persen bola. 

Namun itu ternyata tidak menjamin bagi Korea Selatan untuk memenangan laga menghadapi Jordania. Rupanya pelatih Husein Amouta sengaja membiarkan para pemain Korea Selatan menguasai bola. 

Skuad Jordania sendiri menerapkan pertahanan dengan sistem zona marking. Tidak melakukan bertahan total. 

Hanya ada 3 bek tengah dan dua full back yang siap di area penalti dibantu dua gelandang bertahan. 

Sementara lini tengah mereka masih tetap melayani permainan para gelandang Korea Selatan untuk meghambat laju dari alur uman bola-bola mereka. 

Garis pertahanan Jordania juga dipatok tidak terlalu rendah tapi juga tidak terlalu tinggi. Hal tersebut untuk mengantisipasi pada saat bola berhasil mereka rebut maka bisa langsung melakukan serangan balik cepat. 

Dengan cara tersebut beberapa kali mereka memiliki peluang mencetak gol. Tercatat Jordania dalam laga tersebut memiliki 17 tembakan ke gawang Korea Selatan. Tujuh diantaranya merupakan tembakan on target. 

Ironinya Korea Selatan yang menguasai permainan sampai 70 persen ternyata tidak ada satupun peluang tembakan yang on target dari 8 peluang mereka. Lima tembakan off target dan 3 tembakan bisa diblokir. 

Para penyerang Korea Selatan benar-benar tidak berkutik menghadapi pertahanan berlapis Jordania. Kunci keberhasilan skuad asuhan Husein Ammouta ini adalah pertahanan mereka yang kokoh yang mebuta penyerang Korea Selatan frustrasi. 

Keberhasilan Jordania meredam para penyerang-penyerang Korea Selatan ini merupakan kunci penting dalam laga tersebut selain mereka juga memiliki senjata serangan balik yang cepat. 

Kunci kemenangan sebenarnya bagi Jordania adalah blunder lini belakang Korea Selatan yang membuat gawang mereka kebobolan gol perdana untuk Jordania.  

Momen itu berawal ketika umpan dari pemain tengah Korea Selatan terlalu lemah sehingga bola bisa diraih oleh Mousa Al Tamari. 

Winger bernomor 10 ini berlari membawa bola lalu memberikan asis kepada Yazan Al Naimat. Striker Jordania ini dengan tenang melambungkan bola di atas kepala kiper Korea Selatan, Hyeon Woo Jo, menembus gawang.  

Sedangkan gol kedua berawal dari serangan balik cepat melalui sayap. Mousa Al Tamari membawa bola melewati beberapa pemain Korea Selatan dan dengan tenang menembak bola dengan kaki kirinya menembus pojok kanan gawang Korea Selatan. 

Jordania akhirnya memenangkan laga dengan skor 2-0 atas Korea Selatan. Skuad asuhan Juergen Klinsmann ini tidak mampu membalas ketinggalan mereka hingga peluit akhir berbunyi. 

Taktik yang diterapkan oleh pelatih Husein Amouta saat berhadapan lawan Korea Selatan ini sangat cerdik. Mungkin bisa diterapkan dalam laga final lawan tuan rumah Qatar yang permainannya agresif menyerang. 

Selamat untuk Jordania yang berhasil sebagai finalis Piala Asia 2023 untuk pertama kalinya. Selamat bertanding menghadapi tuan rumah Qatar. 

Salam bola @hensa17. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun